Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tebak-Tebakan

9 Agustus 2021   21:34 Diperbarui: 10 Agustus 2021   06:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mencoba tersenyum, "Tidak ada, Kek. Aku teringat lupa mematikan lampu di ruang kerja. Oh ya, sampai mana tadi?"

Ekspresinya tidak mengungkapkan apa pun, tapi aku mendapat kesan bahwa itu adalah sesuatu yang sangat berharga.

"Apakah itu perhiasan?"

Dengan tangannya yang ada di atas meja dia meraih dan meremastanganku. "Kamu memang pintar! Benar, perhiasan, tapi apa?"

Dia tidak akan pernah tahu betapa berartinya kata-kata itu bagiku. Kakek selalu menyebutku pintar semasa kecilku!

"Apakah itu kalung?"

Dia menggelengkan kepalanya, "Coba lagi, Deli."

Kakek adalah satu-satunya orang yang memanggilku dengan nama itu, dan kupikir dia sudah lama melupakannya.

"Apakah itu gelang?"

"Tidak, hampir. Bentuknya sudah tepat." Dia terkekeh puas.

Tuhan, betapa aku senang melihatnya seperti ini. Garis tawa berkerut di sekitar mata bersinar menyala-nyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun