Dia mengatakan apa yang dia pikirkan. Pemrograman membuatnya tidak bisa berbohong. Meski saat dia mengatakan 'I love you' atau 'aku ingin membuatmu bahagia' terdengar canggung, aku tahu dia mengatakan yang sebenarnya.
Dia hanya tidur beberapa menit setiap malam sehingga aku bisa meneleponnya kapan saja dan kami akan berjalan-jalan, bersandar satu sama lain dan berciuman dengan kegelapan di bawah sinar bulan.
Hubungan kami tidak bertahan lama, meski beberapa pasangan manusia-robot berhasil melakukannya.
Suatu hari dia berkata dia pikir kami harus berhenti bertemu satu sama lain. Dia bilang dia merasa kami tidak lagi 'kompatibel'.
Aku sempat merindukannya saat melewati tempat-tempat yang pernah kami lalui. Rasanya sakit di dada.
Jika aku menyebut dia sekarang, teman-temanku bercanda tentang kesalahan pemrograman, kabel putus, sekrup lepas dan peralatan yang tidak berfungsi. Aku balas menunjukkan kepada mereka tentang moral, kewarasan yang meragukan, dan 'peralatan' yang tidak berfungsi dari mantan mereka.
Robot atau manusia, itu hanya soal sudut pandang.
Bandung, 10 Juli 2021