Ada seorang gadis. Gadis biasa saja.Â
Bukan sekadar 'gadis biasa saja', tepatnya. Tetapi biasa saja dalam cara kamu tidak akan memperhatikannya, tidak akan mengingatnya.
Di jalan, tatapanmu tidak akan mengikutinya---akan selalau ada gadis-gadis lain, gadis-gadis yang lebih cantik, gadis-gadis yang lebih seksi, bahkan gadis-gadis yang lebih jelek, untuk diperhatikan. Kamu tidak akan mengingatnya bahwa kalian berasal dari sekolah yang sama. Jika dia satu kelas denganmu, seolah-olah kursinya entah bagaimana kosong. Jika dia berada di kantor tempatmu bekerja dan dia pergi, tidak ada yang akan mengatakan, beberapa waktu kemudian, "Hei, apakah kamu ingat si Fulanah?"
Tidak ada yang akan menambahkan, "Oh ya, ingat saat dia begini dan begitu?"
Dia seperti kucing Schrdinger---ada dan tiada dalam waktu bersamaan.
Namanya ... yah, sebenarnya aku sudah lupa. Kita harus memberinya nama. Apakah Lucinta cocok untuknya? Atau mungkin Luna? Baiklah, Lucinta Luna.Â
Kita dapat memanggilnya LL, meskipun itu mungkin membuatnya berkesan lebih dari cara yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.
Dengar, aku tahu kamu masih tidak mengingatnya. Bahkan dengan semua upayaku tadi. Tapi dia selalu ada. Bagimu, dia seperti kertas dinding. Ketas dinding usang, tanpa warna atau desain yang menarik perhatian.
Hari ini, bagaimanapun, itu masalah. Karena dia selalu memperhatikanmu. Dan dia ingin kamu memperhatikannya. Dia sangat menginginkan itu.
Dan ketika kamu tidak memperhatikannya, LL kecewa. Kemudian sangat kecewa. Tapi dia juga sangat pemalu, dan tidak bisa memaksa dirinya untuk berbicara denganmu.
Jadi dia menunggu.
Dan setelah tamat SMA, dia pergi ke seberang pulau, sama sepertimu. Dia mendapat nilai bagus dan punya pilihan lain, tapi dia ingin dekat denganmu. Dia mengambil mata kuliah sebanyak yang dia bisa. Dan kamu masih tidak menyadarinya.
Di perguruan tinggi, kamu menyukai pesta. Dia terlalu malu untuk pergi ke pesta. Jadi tidak ada kesempatan untuk cinta satu malam. Siapa tahu? Itu mungkin membuat semua perbedaan.
Setelah kuliah, kamu bekerja di sebuah perusahaan konsultan besar. Dia mendapat pekerjaan di perusahaan yang sama. Kamu punya ruangan kantor sendiri. Dia punya meja di luar sana dengan semua karyawan lainnya. Dia melihatmu datang setiap pagi. Kamu tidak pernah melihatnya sama sekali.
Lima tahun tahun kemudian.
Kamu menikah tahun lalu. Dengan sekretarismu yang seksi. Hamil anak pertama. Hidupmu indah.
Tapi untuk LL?
Astaga! Mari kita lepaskan 'LL' dan gunakan nama aslinya: Sri.
Sri. Kamu ingat sekarang? Ingat? Aku tahu, aku tahu---tentu saja tidak.
Hari ini lima tahun Sri di perusahaan. Dia mulai bergabung seminggu setelah kamu.
Seminggu yang lalu, orang sekantor menraktirmu. Hari ini, Sri tidak diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya, seperti halnya kamu tidak memperhatikan dia. Hanya hari lain ada/tiada Sri.
Sesuatu telah mengubah Sri. Semua tahun-tahun ini. Jika kamu, atau bahkan orang lain, telah melakukan sesuatu, apa pun itu, selama bertahun-tahun yang panjang ini, sekarang ini mungkin akan berbeda. Tapi itu tidak pernah terjadi.
Di perguruan tinggi, Sri tidak hanya mengambil akuntansi. Dia juga mengambil ilmu kimia. Dan terlepas dari 'kertas dinding usang', dia belajar beberapa hal buruk.
Dia mengikuti klub menembak. Kamu tidak tahu itu, kan? Tentu saja tidak. Dia tidak pernah mengikuti kompetisi apa pun, tapi dia mahir. Sangat mahir.
Jadi, aku agak khawatir. Tentang kamu. Tentang Sri.
Tiga tahun di SMA yang sama. Empat tahun di kampus yang sama. Lima tahun di kantor yang sama. Kamu tidak pernah memperhatikan dia?
Jadi, aku. Aku pikir minggu ini adalah sesuatu akan terjadi. Entah terjadi atau tidak, tapi kalau aku jadi kamu, aka akan waspada.
Sangat waspada.
Bandung, 6 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H