Yah, setidaknya Jahanara bukanlah orang jahat. Dan kata jahanara yang bermakna 'bunga kehidupan' menyukai bunga. Mencintai mereka, merawat mereka, melindungi mereka. Dan bunga adalah ciptaan Tuhan yang paling indah. Tuhan juga sangat mencintai bunga. Malaikat juga.
Yang dibutuhkan Jahanara yang malang adalah pria yang penuh kasih, yang mampu berkomitmen pada istri dan anak. Dan lahan pembibitan tanamannya sendiri. Jadi tidak ada yang bisa memecatnya lagi. Lagi pula, Tuhan telah membantu para pengemudi seperti Jahanara dengan mobil yang dilengkapi airbag.
Malaikat melirik petugas polisi.Â
Kenapa tidak? Masih bujangan, memiliki pekerjaan tetap dengan jaminan hari tua, tinggal di kota di mana pembibitan tanaman masih belum digarap. Tidak pernah menembak mati siapa pun, baik di dalam atau di luar tugas.
Mengapa tidak!
Dengan memohon izin kepada-Nya yang Maha Pengampun, malaikat membuat beberapa penyesuaian kecil pada cuaca.Â
Haruskah dia tetap tinggal untuk mengamati hasilnya? Tentu saja tidak! Pasangan itu perlu privasi.
Mengangkat sayapnya untuk memberi hormat, malaikat naik menumpang arus udara hangat dan terbang menuju Surga.
***
Jahanara mengangkat kepalanya dari roda kemudi. Syukurlah, burung gagak itu sudah pergi.
Polisi itu muncul di jendelanya. Dia meminta SIM Jahanara. Jahanara menyerahkan benda yang diminta dengan kedua tangan.Â