"Tapi kamu ... kamu sedang berbicara!" seru Ferry.
"Tentu saja," kata Bulbul. "Kamu kaget?"
"Tentu saja aku kaget!" kata pawang harimau. "Kamu belum pernah berbicara sebelumnya, kan?"
"Aku tidak punya topik untuk dibicarakan sebelumnya."
"Yah, apa yang harus kamu katakan sekarang?"
Harimau itu menatap pawangnya tanpa ekspresi. "Ferry," katanya, "kupikir kau terlalu banyak minum."
"Apa?" kata si pawang. "Kamu pikir aku minum terlalu banyak? Apakah aku masih mabuk, atau memang benar seekor harimau memberi tahu bahwa aku terlalu banyak minum?"
"Lain hal kalau kamu cuma minum sesekali," lanjut Bulbul dengan tenang. "Tetapi tampaknya terjadi lebih sering akhir-akhir ini. Dan masih bagus kalau kamu paginya terbangun di kandangku. Aku tidak ingin mengingatkanmu di mana kamu berakhir beberapa hari yang lalu. Apakah kamu tidak bahagia, Fer? Apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu kesal?"
Mendadak mata si pawang harimau dibanjiri air mata. "Tidak, Bul. Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun."
"Lalu apa yang mengganggumu?" tanya Bulbul.
"Aku tidak tahu," kata Ferry. "Aku merasa ... aku tidak tahu harus berkata apa."