Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Opera Kucing

18 Juni 2021   08:30 Diperbarui: 18 Juni 2021   08:41 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

meski bertajuk opera, namun tanpa iringan orkestra 
 bukan di Palladium London atau teater Broadway Amerika
 karena ini bukan Andrew Lloyd Webber punya kerja
 meski sama berkisah kucing, tapi kucing-kucing Jakarta

kisah yang dibesut dari novel penulis ternama
 bersembunyi di balik topeng alias nama pena
 menjadi karya terakhir sutradara Sjuman Djaya
 unggulan sutradara terbaik Festival Film Indonesia

kucing, bermacam jenis rupa lakon kucing ada
 kucing kampung, kucing jendral, kucing mata-mata
 kucing glamor, kucing bijak, kucing garong, kucing kota
 kucing muda, kucing tua, dan kucing petarung tokoh utama

bermula dari mudiknya Klinem kucing desa bunting tua
 bibir terkunci rapat tentang ayah janin yang dikandungnya
 setelah melahirkan, meninggalkan bayinya begitu saja
 bersama kucing nenek di desa Bekonang, tepi Bengawan Sala

kucing bocah Joko tak pernah tahu ibu dan ayah siapa
 menjadi pimpinan bocah berandal kampung seusia
 tak kenah jeri mengayunkan tinju kepalan 
 sungguh terampil membuat knock out lawan

Jakarta, bermukim Yonosiswono keluarga terhormat 
 pusing bingung Rum kucing jelita ternyata minggat
 kucing jenderal trengginas, pamanda kucing juita
 mencari keponakan bersama bini tua kucing bijaksana

Rum terpikat pada kucing kampung bernama Yoko
 dahulu kucing kampung sekarang kucing kampung di kota
 kucing petarung tak terkalahkan di petak ring tinju
 pesona asing bagi kucing-kucing betina mengelu-elu

tokoh antimapan pembangkang pemberontakan muda
 menurut kucing jendral: kucing kurap yang harus ditata
 disusun konspirasi tingkat tinggi satu jebakan nista 
 menyeret Yoko ke meja hakim dtuduhan asusila

kucing muda Himan, bungsu jantan Yonosiswono remaja
 potret apatis generasi, memuja Yoko sebagai idola
 bertindak anarki, dengan senjata ipar kucing mata-mata
 menuntut Yoko datang, dengan taruhan nyawa sandera

Palu hakim jatuh, Yoko terbukti tak bersalah
 konspirasi runtuh, kucing kurap bebas sudah
 kisah berlanjut di lokasi drama penyanderaan
 berakhir tewasnya Himan, kucing yang kesepian

Rumah besar Yonosiswoyo yang terhormat 
kucing bijaksana bini tua bagai tersengat
 raut wajah Yoko mebuatnya kembali teringat
 setori lama yang tertanam hingga berkarat

pengkhianatan cinta dan harga diri
 beujung bedinde Klinem diusir pergi
 Gizabella Palladium melantunkan Memory
 kucing bijak Jakarta menembangkan sesal hati

Yoko kucing kampung, kucing petarung, tak peduli
 induk yang ia tahu hanya kucing nenek yang tlah mati
 hanyut dalam banjir setiap tahun rutin terjadi


Bandung, 24 Maret 2016

 

Terinspirasi film Opera Jakarta (Sjuman Djaya, 1985)

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun