Ariel membiarkan aliran arus bawah permukaan membawanya menjauh dari garis pantai.
Kini insangnya berfungsi penuh. Rasanya sangat menyenangkan berada di rumah. Enam tahun yang panjang di universitas, tiga tahun residensi, dan enam tahun penelitian medis menguras otaknya.
Dia terkurung di daratan sepanjang waktu itu, belajar menyembuhkan penyakit para manusia darat. Setiap menitnya dibanjiri rindu kampung halaman. Dia merindukan terhanyut dalam kelembutan air laut asin, dengung harmoni mamalia penghuni laut, oksigen yang disaring mengalir melalui insang dan masuk ke dalam paru-paru dua bilik-nya.Â
Dia perenang yang tangguh, bahkan di antara spesies manusia laut. Pagi ini dia menyelam sejauh enam puluh meter ke dasar. Enam puluh atau tujuh puluh meter adalah kedalaman maksimum di mana jenisnya, manusia laut, dapat bertahan hidup.
Dari kedalaman, Ariel menatap bias sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan air laut. Untuk pertama kalinya dalam lima belas tahun, dia mencicipi ganggang segar yang gurih dari dasar samudra.
Ariel tersenyum ramah saat satu keluarga spesiesnya yang beranggotakan empat orang meluncur ke kebun ganggang untuk santap siang.
Paru-paru dan kantung udara manusia laut telah beradaptasi untuk melawan gravitasi, sampai dia dipaksa untuk tinggal di darat. Belajar berjalan merupakan proses yang panjang dan menyakitkan, membangun otot dan koordinasi yang dibutuhkan sangatlah sulit, tetapi harus. Manusia darat membutuhkan semua tenaga budak manusia laut. Setelah dua dasawarsa dalam perbudakan, manusia laut diizinkan untuk kembali ke zona garis pantai dangkal di mana manusia darat belum melakukan reklamasi untuk membangun kondominium.Â
Belum.
Setiap tahun zona-zona itu semakin mengecil karena manusia darat merambah pantai. Maka manusia laut pun diusir ke tempat di mana tenaga mereka dibutuhkan.
Ariel lulus sebagai dokter pertama dari kaumnya dengan nilai sempurna. Jenius yang terlahir sekali dalam satu abad, menurut para profesor pembimbingnya. Kita tidak bisa membiarkan yang ini kembali ke laut.
Ariel menemukan obat untuk menyembuhkan segala jenis penyakit kanker.
Dia setuju untuk menghabiskan sisa hidupnya di darat, setelah melalui negosiasi yang alot dan berbelit-belit. Para manusia darat yang menentukan hidupnya merasa dia cukup berharga, sehingga mencoba membuatnya bahagia dengan memenuhi permintaannya untuk cuti di perairan pantai sebulan dalam setahun. Tentu saja dengan pelacak tertanam di lengannya.
Setelah sebulan, dia harus kembali ke darat, melakukan penelitian medis dan melayani manusia darat tanpa ada kemungkinan pensiun.
Mereka berjanji untuk meningkatkan standar barak penampungan manusia laut. Mereka bahkan setuju untuk memberinya gaji. Dia akan menjadi orang pertama dari jenisnya yang benar-benar mendapatkan penghasilan.
Ariel merasakan arus pasang yang lambat membelai kulitnya saat dia berbaring, enam puluh meter di bawah permukaan. Dia memimpikan kaumnya bebas berkeliaran di pesisir pantai di mana saja.Â
Dia memimpikan hidup tanpa perbudakan.Â
Dia memimpikan hamparan ganggang seluas dasar samudra.
Gaya hidup pemukiman padat para manusia darat menjamin virus yang diciptakannya akan bertahan dan menyebar dengan cepat.Â
Dia tahu virus yang menular lewat udara ganas dan mematikan, lebih mematikan dari penyakit apa pun yang pernah ada sebelumnya.
Pandemi akan sangat menghancurkan.
Butuh insang untuk bertahan hidup.
Bandung, 6 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H