Dia setuju untuk menghabiskan sisa hidupnya di darat, setelah melalui negosiasi yang alot dan berbelit-belit. Para manusia darat yang menentukan hidupnya merasa dia cukup berharga, sehingga mencoba membuatnya bahagia dengan memenuhi permintaannya untuk cuti di perairan pantai sebulan dalam setahun. Tentu saja dengan pelacak tertanam di lengannya.
Setelah sebulan, dia harus kembali ke darat, melakukan penelitian medis dan melayani manusia darat tanpa ada kemungkinan pensiun.
Mereka berjanji untuk meningkatkan standar barak penampungan manusia laut. Mereka bahkan setuju untuk memberinya gaji. Dia akan menjadi orang pertama dari jenisnya yang benar-benar mendapatkan penghasilan.
Ariel merasakan arus pasang yang lambat membelai kulitnya saat dia berbaring, enam puluh meter di bawah permukaan. Dia memimpikan kaumnya bebas berkeliaran di pesisir pantai di mana saja.Â
Dia memimpikan hidup tanpa perbudakan.Â
Dia memimpikan hamparan ganggang seluas dasar samudra.
Gaya hidup pemukiman padat para manusia darat menjamin virus yang diciptakannya akan bertahan dan menyebar dengan cepat.Â
Dia tahu virus yang menular lewat udara ganas dan mematikan, lebih mematikan dari penyakit apa pun yang pernah ada sebelumnya.
Pandemi akan sangat menghancurkan.
Butuh insang untuk bertahan hidup.
Bandung, 6 Mei 2021