Mulai minggu ini, aku akan meneruskan tradisi mas TS (Thamrin Sonata) menulis sebuah cerita setiap Ahad pagi. Iya, aku tahu sekarang sudah siang. Niatnya sudah dari beberapa hari lalu, ingatnya baru sekarang.Â
Semua mitra kerjaku berkali-kali mengingatkan, "Hati-hati, dia Nona Naga."
Jadinya aku berpikir bahwa itu hal yang buruk. Buruk seperti 'pemarah', atau malah 'penjahat maniak sadis'. Aku membayangkan bahwa Nona Naga menutupi mata merah membaranya dengan kacamata hitam mencuat runcing bagai tanduk sehingga aku menghindari lantai tiga Divisi Kredit Berjangka agar dia tidak bertemu dengannya.
Aku bahkan menyumbang seratus ribu saat mereka membelikan sekantung briket batu bara untuk ulang tahunnya. Belakangan aku tahu itu untuk pesta kebun di taman belakang. Â
Tapi kemudian saat kami melakukan pelatihan keselamatan kerja saat terjadi keadaan darurat kebakaran gedung, dia ternyata tidak jahat sama sekali.
Dia sungguh menyenangkan. Kami duduk di bagian belakang dan dia berkali-kali mengepulkan asap yang membuat alarm kebakaran meraung.
"Astaga, ini belum pernah terjadi sebelumnya!" Jonan, pelatih dari Dinas Damkar, dibuatnya bingung.
Kami terkikik seperti orang gila. Dia memiliki selera humor yang hebat. Akhirnya Jonan pun ikut tertawa terbahak-bahak. "Nona, seharusnya kamu saja yang mengajar di depan sini."
Nona Naga tersipu, melontarkan api kecil yang mengubah celana tahan api Jonan menjadi abu dan dia masih tersenyum. Jonan pasti terkesan karena dia mengajak kami semua ke bar. Kamu tahu absynthe? Minuman dengan nyala api biru kecil di atasnya? Bartender meraciknya dan kemudian menyalakannya dengan pemantik, dan kemudian meniupnya hingga padam. Saat tak ada yang melihat, Nona Naga meniup sedikit hawa panas ke atasnya. Pengunjung bar menoleh dan berkata, "Lihat, apinya kembali menyala!"
Kami semakin mabuk, dan suasana bertambah histeris. Bartender kemudian menyajikan minuman yang tidak mudah terbakar. Pernahkah kamu melihat bir terbakar? Nona Naga berhasil melakukannya hanya dengan sedikit embusan. Kocak.