Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yang (Masih) Tersisa dari Penyuntingan dan Penerbitan Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi (1)

27 Februari 2021   09:26 Diperbarui: 27 Februari 2021   11:37 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski pekerjaan menerbitkan buku kenangan Ulang Tahun Pernikahan Om Tjip dan Tante Lina yang berjudul 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi (150 KMTE) secara resmi telah selesai dengan telah terkirimnya semua buku kepada alamat masing-masing penulis (sesuai pemberitahuan kepada saya), tapi saya masih punya tanggungan yang masih harus saya selesaikan.

Sependek pengetahuan saya, ada 2 (dua) tulisan yang luput saya masukkan ke dalam buku tersebut.

1. Tulisan Abdul Aziz (alm) yang berjudul "Teruntuk Ayah Tjiptadinata: Tulisan Kasih dan Sayang"

Saya sangat jarang posting 'status' atau 'story' di media sosial atau aplikasi pesan. Entah mengapa, Selasa, 23 Februari lalu, foto tumpukan buku 150 KMTE yang siap untuk dikirim saya jadikan status WhatsApp.

Selepas magrib, saya mendapat pesan.

[2/23, 18:27] Abdul Azis: Selamat sore bapak? Apakah tulisan almarhum mas azis ada di buku tersebut?

[2/23, 18:31] Abdul Azis: Kalau ada berapa harganya pak?

[2/23, 18:31] Abdul Azis: Saya mau membelinya untuk kenang2an

[2/23, 18:33] Abdul Azis: Saya keluarga dari almarhum pak

Jantung saya mencelos.

[2/23, 18:35] Ikhwanul Halim: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

[2/23, 18:35] Ikhwanul Halim: Kapan meninggalnya?

Karena slow respon langsung saja saya telepon yang diterima oleh sepupu almarhum.

Intinya, saya menyampaikan dukacita yang sedalam-dalamnya, dan karena keteledoran saya, tulisan almarhum terlewat sehingga gagal masuk dalam buku 150 KMTE.

Rasanya ingin mengelak dengan seribu satu alasan. "Tidak ada konfirmasi ulang", "Sudah lebih dari 150 orang", "Jumlah halaman sudah melebihi 'kontrak' antara kami dengan pemberi pekerjaan", dan seterusnya, dan sebagainya.

Namun, alasan sesungguhnya sederhana saja. Saya teledor.

Al-Fatihah untuk almarhum Abdul Azis.

2. Tulisan Ang Tek Khun yang berjudul "Ajak Saya Dong ke Rumah untuk Minum Teh"

Daftar nama kontributor 150 KMTE berikut alamat dan nomor telepon saya data di spreadsheet berdasarkan saat saya menerima naskah/tautan naskah. Saat pengiriman, daftar tersebut saya serahkan kepada bagian ekspedisi dengan urutan berdasarkan kode pos. (Mencari kode pos untuk alamat yang diserahkan ke saya tanpa data tersebut cukup menyita waktu). Baru terakhir untuk mengecek apakah sudah terkirim, saya menyortir data berdasarkan abjad. Dan saat itu saya baru sadar bahwa ada satu nama yang tak muncul.

Padahal saya yang meminta beliau untuk menulis artikel.

Padahal saat itu beliau sedang sibuk dengan eventlain ....

***

Pertama-tama, saya mohon maaf kepada Om Tjip yang telah mempercayai saya untuk menyunting dan menerbitkan buku 150 KMTE. Juga kepada mas Ang Tek Khun dan keluarga Almarhum Abdul Azis.

Untuk menebus kesalahan tersebut, kepada keluarga Abdul Azis saya tawarkan untuk menerbitkan buku kumpulan puisi dengan mengikutsertakan tulisan persembahan almarhum untuk Om Tjip dan Tante Lina sebagai Kata Pengantar (dari Penyair). Alhamdulillah, telah disetujui dan akan segera terbit dengan judul Wisanggeni Kridha (ISBN: 978-623-95999-8-0) Tinggal menunggu KDT saja untuk segera naik cetak.

Koleksi Pribadi.
Koleksi Pribadi.
Tawaran yang sama saya berikan kepada mas Ang Tek Khun, yang ditolak dengan halus. Khas Yogya.

Beliau hanya minta dikirim buku 150 KMTE. Sebetulnya sisa buku yang belum dikirim sudah saya paketkan ke Om Tjip. Tapi, Pimedia punya aturan selalu mencetak lebih minimal 5 (lima) buku.

  • 2 (dua) buku untuk deposit Perpusnas. (wajib)
  • 1 (satu) buku untuk sumbangan wajib Puspipda Jabar(karena Pimedia beralamat di Bandung). (wajib)
  • 1 (satu) buku untuk arsip Pimedia.
  • 1 (satu) buku untuk perpustakaan kafe.

Khusus 150 KMTE, dicetak lebih 6 buku karena ada kata pengantar dari saya. 'Jatah' saya ini yang akan saya kirimkan untuk beliau.

***

Untuk para kontributor yang telah saya kirimkan nomor resi pengiriman JNE, mohon melakukan pelacakan mandiri karena saya tidakmenerima komplain jika ternyata buku belum di tangan sementara status paket telah diterima. Berdasarkan pengalaman, lebih gampang melacak paket yang salah kirim jika keluhan dari penerima daripada oleh pengirim.

Bandung, 27 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun