Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mendulang Intan Bernama Anisa

30 Desember 2020   09:09 Diperbarui: 30 Desember 2020   09:30 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AKU ANAK YANG MENYIMPAN TANYA

Pengarang: Anisa Ariyani
Pimedia, Bandung, Desember 2020
Soft cover
103 hal.
ISBN: 978-623-94522-6-1

____

"Selamat sore, mbak. Saya Ikhwanul Halim."

"Sore, Pak Ikhwan. saya save nomornya, ya?"

"Silakan, mbak. Mau tanya, apa karya-karyanya sudah pernah dibukukan?"

"Wah, belum satupun, Pak Ikhwan. Beberapa cerpen simpanan malah belum selesai."

"Tapi punya keinginan, kan?"

"Of course kalo itu, Pak Ikhwan. Saya mencium aroma khusus dari perbincangan ini."

"Maaf ... saya culik tulisannya untuk mock-up buku."

***

Pertukaran pesan WhatsApp dua bulan lalu menjadi awal keberuntungan saya sebagai editor dan penerbit sehingga mendapat kehormatan untuk mempublikasikan buku pertama Anisa Ariyani, atau yang di kalangan Kompasianer dikenal dengan nama Suci Maitra Maharani.

Anisa bukanlah Kompasianer pertama (atau yang terakhir) yang saya hubungi untuk memenuhi visi saya sebagai penerbit.  Tapi fakta bahwa Anisa menjadi Kompasianer pertama yang bukunya saya terbitkan, bukan berarti karyanya kurang layak untuk diterbitkan di penerbit lain.

Selama masa aktifnya yang singkat di Kompasiana (01 Oktober 2016 -- 03 November 2018) melahirkan 30 tulisan, 11 mendapat label Headline dan 23 Pilihan. Artinya, hanya 7 artikel yang tidak diapresiasi admin K. 

Perlu diingat, tidak diapresiasi admin bukan berarti tidak layak, mungkin saja terlewat.

Dan bukan basa-basi, saya menyukai semua tulisan Anisa.

Saya sering tidak sependapat dengan label yang diberikan admin untuk artikel tertentu dan -- seandainya saya kritikus -- siap menunjukkan alasan atas ketidaksetujuan saya, tidak satupun keberatan saya untuk karya-karya Anisa.

Karena itulah, saya merasa mendapat kehormatan tertinggi karena Anisa menyetujui bukunya saya publikasikan.

Setelah mock-up beberapa tulisannya saya kirimkan, diskusi intensif kami berlangsung via WhatsApp.

dok. pri.
dok. pri.
Pada awalnya, saya mengajukan 3 (tiga) rancangan sampul dengan nama alias yang digunakan di K. Namun Anisa menyebutkan bahwa diluar K, orang-orang lebih mengenal nama aslinya. Dan sudah menjadi kebiasaan saya membebaskan pengarang menentukan judul, isi dan desain sampul. Saya hanya memberikan saran jika diminta.

Kurang dari satu bulan, kami sudah menyepakati judul dan isi. Anisa menginginkan bukunya bertema, sehingga tidak semua tulisan dari K disertakan dalam buku pertamanya ini. Sebagai gantinya dimasukkan beberapa cerpen yang cocok dengan tema yang dipilih, yakni tentang hubungan kekeluargaan. Jadi ada kebaruan dalam buku yang tidak terdapat di K.

Setelah berdiskusi lebih lanjut, akhirnya kami berhasil memfinalisasi buku tersebut dengan judul 'Aku Anak yang Menyimpan Tanya ' (AAYMT).

Terdiri dari 17 (tujuh belas) cerita pendek (sebagian dimuat di Kompasiana), saya mengutip pengantar yang disampaikan Ahmad Maulana S. (yang saya amini kebenarannya),

"... sekumpulan karya dalam buku ini tak lagi berputar di kisaran lapis-lapis kesadaran, melainkan berlari hingar menuju Opera Aperta---istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh pakar semiotik dari Itali, Umberto Eco. Maka menjadi sesuatu yang tak mengherankan bila kemudian teks yang terhimpun dalam buku ini terasa begitu liar, penuh daya kejut, namun secara aneh tetap tak menjebak ke upaya lama yang umumnya memuara hanya ke ruang kontemplasi, melainkan lebih kepada menuju puncak kedalaman yang memungkinkan teks tak lagi perlu berkata-kata sebab pembaca yang kemudian sepenuhnya menyusun cerita pasca menyesap kenikmatan yang ada di setiap kisahnya."

Terima kasih, Anisa. Saya menanti kesempatan untuk mendulang bukumu yang berikutnya.

Aku Anak yang Menyimpan Tanya (Front) - dok. pri.
Aku Anak yang Menyimpan Tanya (Front) - dok. pri.
Bandung, 30 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun