Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Princess Syantique Ingin Kawin Lari

28 Juni 2020   09:36 Diperbarui: 28 Juni 2020   09:43 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: geekxgrils.com

Alkisah menurut sahibul akun, di puncak Keraton Private Residence hiduplah Princess Syantique.

Pada hari Jumat pagi, dia bertanya kepada Upik Grey, asistennya merangkap manajer merangkap make up artist merangkap chef merangkap maitre d' dan kebetulan kakak kandungnya yang digaji dua kali upah minimum provinsi termiskin potong iuran BPJS dan cicilan kredit sandal Korea made in Tanggulangin, "Apakah dia sudah datang?"

Upik memandang ke bawah dari pagar balkon untuk kesembilan kalinya pagi itu.

"Belum, Princess Yang Mulia."

Princess Syantique menghempas manja tubuhnya yang ramping berkat mengikuti kursus fitness daring gratis ke tumpukan bantal bulu angsa Bangkok dan membaca kembali pesan di iPhone-nya, sambil membelai Anang kucing mesir gundul peliharaannya.

Tiba-tiba Upik berteriak, "Dia datang! dia datang!"

"Minggir!"

Sambil mendorong Upik ke samping, Princess Syantique berjinjit melongok ke bawah, tangannya mencengkeram erat kisi langkan. "Aku tidak bisa melihatnya." dia merintih. "Yang bisa kulihat hanyalah seekor unta yang berhiaskan bunga-bunga tulip dua belas warna dengan pelana emas 18 karat."

"Itu dia," Upik Grey mengangguk berkali-kali. Sekejap sempat timbul hasrat untuk mendorong adiknya menyeberang pagar balkon, tapi bagaimana jika ternyata dia bisa terbang?

"Oh, berhentilah mengangguk, kau terlihat seperti boneka anjing melet di dasbor BMW."

"Bukankah dia hensem, Princess Yang Mulia? Sama seperti foto profilnya di pangerangurun.com. Romantis sekaleee!"

"Di fotonya dia berkumis dengan mata membara penuh gairah. Lihat." Princess Syantique menyodorkan iPhone pink blink-blink versi yang belum dirilis.

"Unta bukan kendaraan yang bisa diajak jalan-jalan ke mana saja. Apakah dia benar-benar berpikir aku akan maju mundur cantik naik hewan buas itu dengan gaun ini?" tanyanya sambil mengibas buntut merak putih yang menghias pinggulnya.

"Minggu lalu Yang mulia menolak Pebrianov yang datang naik yatch," kata Upik.

"Kau pikir kawin lari dengan perahu dayung kecil dengan semua barang bawaanku lebih baik dari unta? Sama seperti Duke Boris dengan Harley rakitannya bulan lalu. Kadang-kadang aku bertanya-tanya apakah ada otak di antara kedua telingamu itu. Kau tahu Anang mabuk laut kalau naik kapal."

Princess Syantique mengetik pesan dengan kecepatan anak alay main PUBG.

"Aku bilang sama dia kalau aku sakit kepala, ciaobella. Dia harus mengganti dengan transportasi yang cucok meong. Aku menyarankan helikopter Puma. Unpacking, Pik!"

"Dasar julid, teu aya romantis-romantisna acan," gumam Upik Grey sambil membongkar isi dua lusin koper Princess Syantique untuk kesekian kalinya. Sempat terpikir untuk menjambak jambul katulistiwa adiknya yang cetar membahana itu, tapi nanti dia juga yang harus menyasaknya lagi.

Jakarta, 26 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun