"Di fotonya dia berkumis dengan mata membara penuh gairah. Lihat." Princess Syantique menyodorkan iPhone pink blink-blink versi yang belum dirilis.
"Unta bukan kendaraan yang bisa diajak jalan-jalan ke mana saja. Apakah dia benar-benar berpikir aku akan maju mundur cantik naik hewan buas itu dengan gaun ini?" tanyanya sambil mengibas buntut merak putih yang menghias pinggulnya.
"Minggu lalu Yang mulia menolak Pebrianov yang datang naik yatch," kata Upik.
"Kau pikir kawin lari dengan perahu dayung kecil dengan semua barang bawaanku lebih baik dari unta? Sama seperti Duke Boris dengan Harley rakitannya bulan lalu. Kadang-kadang aku bertanya-tanya apakah ada otak di antara kedua telingamu itu. Kau tahu Anang mabuk laut kalau naik kapal."
Princess Syantique mengetik pesan dengan kecepatan anak alay main PUBG.
"Aku bilang sama dia kalau aku sakit kepala, ciaobella. Dia harus mengganti dengan transportasi yang cucok meong. Aku menyarankan helikopter Puma. Unpacking, Pik!"
"Dasar julid, teu aya romantis-romantisna acan," gumam Upik Grey sambil membongkar isi dua lusin koper Princess Syantique untuk kesekian kalinya. Sempat terpikir untuk menjambak jambul katulistiwa adiknya yang cetar membahana itu, tapi nanti dia juga yang harus menyasaknya lagi.
Jakarta, 26 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H