Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Keputusan untuk Minggat

12 Juni 2020   20:26 Diperbarui: 12 Juni 2020   22:17 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iyan, si bungsu sialan kesayangan Ibu. Untuk menyelamatkan pantatnya dari dosa-dosanya, Iyan akan berbohong, termasuk memfitnah saya dan Iman (terutama saya). Mungkin Ibu merasa berdosa karena Iyan anak yang tak merasakan disusui olehnya, sehingga tak berprestasi di sekolah. Apapun keinginan Iyan dituruti oleh mereka. 

Intinya, dia pasti tersangka setelah Ibu dan Ayah, terutama jika dikaitkan dengan teman-teman ceweknya yang centil yang suka menggoda saya.

Iman, menjadi tersangka karena dia merupakan sesama penghuni rumah.

Pokoknya, Saya tidak akan kembali ke rumah, apapun yang terjadi. Saya tak akan menginjakkan kaki ke sekolah menengah tempat saya dan cinta pertama saya bersekolah.

Sekolah menengah adalah --- saya tidak akan berbohong, bukan sifat saya --- tempat di mana kamu bisa jajan ke kantin dan bertemu orang baru seperti cinta pertama saya. Cinta pertama saya mempunyai ibu yang sama gilanya dengan ibu saya. Ampun Tuhan.

Kembali ke daftar tersangka.

Mungkin saja tersangka 1 (Ibu) dan tersangka 3 (Iyan) bersekongkol dalam konspirasi jahat. Saya patut curiga, karena dua hari yang lalu Iyan dibelikan sepatu baru yang mahal. Padahal ulang tahunnya masih tiga bulan lagi.

Jika saya mengetahui bahwa dia pelakunya, saya punya tiga pilihan untuk balas dendam:

  • Memberitahu Ibu bahwa dia dua kali minum bir di rumah Abeng sambil merokok.
  • Menjual sepatu barunya dan uangnya akan saya gunakan untuk biaya hidup selama dalam pelarian.
  • Mengatakan pada Dina (cewek yang ditaksir Iyan) bahwa adik bungsu saya itu playboy cak kapak.

Dalam semua skenario, Ibu pasti terlibat. Ibu mencurigai semua kegiatan saya. Saya tidak bermaksud bahwa saya curiga ibu yang melakukan pembongkaran laci dan kotak logam berkunci saya. Yang saya maksudkan bahwa ibu curiga terhadap saya. Dia ingin membaca pikiran saya. Pokoknya saya cukup yakin bahwa dia pikir saya mampu 'berbuat nakal'. Namun, apakah ibu akan begitu berani untuk masuk ke wilayah pribadi saya, saya tidak yakin.

Dia pernah meminta saya untuk membantu memata-matai Iman dan Iyan. Iman adalah manusia paling apatis yang pernah lahir di muka bumi. Saya pikir itu hanya karena dia semacam pecundang yang bodoh. Tapi Ibu menyarankan agar saya 'bicaralah dengan adik-adikmu', dan saya menjawab dengan erangan. Saya kira saya tidak berbakat menjadi mata-mata.

Kembali ke daftar tersangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun