"Segera," jawabnya.
Bunyi 'bip' dari mesin yang terus memeriksa denyut jantung Nina menjadi tidak teratur, semakin melambat.
"Apakah kita punya cukup waktu untuk satu cerita lagi?" Tanya Nina.
"Tidak banyak, tapi kita bisa mencoba," jawabnya.
Nina menggeleng.
“Tak apa, aku akan mendengarkannya, bahkan jika akhirnya menyedihkan.”
“Ada seorang gadis kecil yang manis. Rambutnya cokelat tua gelap dan mata hijau lebar. Dia menyukai cerita, semua jenis cerita ..."
***
Ketika ayah bundanya kembali, mereka menemukan Nina terbaring di tempat tidur. Dia tersenyum tapi tak lagi bernapas. Tak juga terdengar bunyi ‘bip’ dari mesin yang mengawasi detak jantung putri mereka.
Mereka menangis tersedu-sedu. Dokter telah memperingatkan mereka, itu hanya masalah waktu. Meski begitu, mereka tidak berpikir bahwa akan terjadi secepat itu.
Jiwa mereka hancur, hancur hingga berkeping-keping, tetapi sekaligus lega.