Itu... dirinya!
Terlambat, pikirnya. Tabrakan tak terhindarkan.
Dia hanya bisa diam berbaring tengkurap menyaksikan versi lain dari dirinya terhuyung-huyung di tepi galaksi ke dalam mangkuk besar cahaya yang berkilauan di bawahnya.
Beruntung dia mendarat di tepi galaksi, pikirnya.Â
Hine bergumam pada dirinya sendiri ketika mendengar suara berderak. Dia membereskan peralatannya dan bersiap-siap untuk  pulang ketika lagi-lagi terdengar bunyi gemeretak yang aneh. Mwndadak sesuatu yang berkilau muncul dari langit.
Hine mendongak.
Oh tidak! pikirnya.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H