Mahfud menoleh tepat pada waktunya untuk menyaksikan apa yang membuat telinganya nyaris tuli. Suara paling keras yang pernah didengarnya: Braaak!
Kruk itu melayang tinggi dalam gerak lambat, disusul 'Tuhan Yesus!' dari mulut gadis itu mengisi gelombang pendengaran.
Dia ikut merasakan dampak saat gadis itu menghantam kaca depan mobil tersebut. Tanpa sadar Mahfud mengaduh saat dia mendengar 'Tuhan Yesus!'.
Gadis itu jatuh dari kap mesin saat mobil itu terus melaju. Saat itu juga, sebuah mobil lain datang dari arah lain. Mahfud menutup wajahnya dengan kedua tangan saat mobil lain mendekat dengan sangat cepat. Rodanya akan menggilas leher gadis itu.
Mahfud memejamkan matanya. Dia segera membukanya kembali dan melihat mobil itu melenceng, hanya beberapa senti dari kepala si gadis, masih dengan kecepatan penuh. Pengemudi mobil bahkan tidak mengurangi kecepatan sama sekali.
"Alhamdulillah! Alhamdulillah Allahu akbar!" Mahfud bergumam dengan cepat, mengucapkan kata-kata terima kasih kepada pemilik Bumi dan Langit dan segala isinya, lalu dia memutar arah kembali ke tempat kejadian. Dalam beberapa detik, kerumunan orang-orang telah berkumpul mengerubungi korban.
Dia melihat seorang wanita mencoba berbicara dengan korban yang berlumuran darah di jalan. Kemudian wanita itu mengeluarkan gawai ke telinganya.Â
Mahfud terkejut melihat bahwa gadis itu masih bernapas.
"Allahu akbar!" Mahfud membisikkan takbir lagi dan lagi.
Orang-orang mencoba menghentikan kendaraan untuk membawa gadis itu ke rumah sakit, tetapi tak satupun mobil-mobil sudi menepi.
Mahfud menatapnya dan melihat rosario di leher gadis itu. Mahfud meraba tasbih di dadanya. Dia memikirkan tentang keseimbangan. Dia memikirkan germo, lalu teringat kembali pada apa yang baru saja dilihatnya.