Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen

2 Juni 2019   12:09 Diperbarui: 2 Juni 2019   12:20 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arsipnya penuh berisi  cerita-cerita yang belum selesai, kerangka-kerangka  novel yang sakit-sakitan dan cerita yang dimaksudkan sebagai karya sastra dengan bumbu erotis. Syukurlah, sebagai seorang penulis, Ikhwanul tidak menggunakan kata-kata kasar dan banal, meski kritiknya kepada pemerintah di media sosial lebih pedas dari sekadar sarkasme.

 Penciptaku, Ikhwanul Halim, memiliki jiwa yang sensitif. Dia sungguh romantis. Aku tahu, selain puisi-puisi, dia telah menerbitkan sebuah antologi cerpen romansa. Aku curiga dia dulu suka merayu gadis-gadis dengan puisi.

Aku tahu bahwa aku akan berumur panjang di platform ini. Bercampur dengan cerita-cerita lain, sambil menunggu Ikhwanul Halim (jika dia masih hidup) yang sangat mencintaiku dengan pikirannya yang polos, menulis kisah-kisah ajaib.

Di sinilah aku tinggal sekarang.

Aku tidak sendiri. Tempat ini ramai, penuh dengan cerita yang dicurahkan para penulis dari seluruh penjuru Nusantara bahkan manca negara.  Aku sering bergaul dengan kisah-kisah bermartabat yang tenang, menunggu nasib kami, apa pun itu.

Aku tidak tahu, apakah setelah kamu masih akan ada yang membacaku. Aku tidak tahu apakah aku akan melihat tulisan Ikhwanul Halim yang lain lagi.

Aku hanya berharap akan lebih banyak lagi cerita menemukan jalan ke sini. Dan jika kamu adalah pembaca terakhirku, aku titip salam untuk Ikhwanul Halim dan bantu doakan semua yang dia impikan -- ketenaran dan kekayaan -- segera tercapai.

 TAMAT

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun