Saya sakit hati (saat itu). Saya sudah mencopot celana demi mendapatkan kesempatan jadi murid JokPin! Naluri saya, jika 15 saja saya tidak terpilih, apalagi untuk menjadi salah satu dari 3 pemenang puisi pendek twitter! No? Yes!
 Maka, puisi uneg-uneg yang dahsyat itu lahir. Blaaar!
Tetapi bak kata-kata bijak para motivator, di balik musibah ada hikmah kebijaksanaan dalam musyawarah. Karena tidak termasuk dalam 15 peserta Focus On, malah saya jadi ngobrol asik panjang lebar tinggi sama dengan volume sebagai sesama penyair dengan Joko Pinurbo di taman Halloween Lippo Mall. Jika Joko Pinurbo penyair beneran, saya penyair majenunan yang belajar dari penyair beneran.
3. Saya tidak tahu alasan memilih Kunto Aji sebagai penampil. Lagu-lagunya lebih cocok untuk menemani santap malam romantis atau tidur cantik. Untung saya diajak para pemenang pergi menghindar dan menyenyong rame-rame.
4. Sebagai peserta pertamax yang hadir, bahkan mengalahkan Kong Agil selaku preman Kemang, saya mengincar souvenir cangkir Kompasiana untuk pendaftar baru di meja yang menjual kartu flazz. Mas Nurul Uyuy berjanji akan memberi saya jika ada sisa, setelah saya membuat pengakuan bahwa saya seorang kolektor cangkir hadiah.
Kemana saya harus menuntut? Sampai kapan pun hutang mas Nurul Uyuy ke saya tidak saya lupakan sebelum lunas. Hahay!
Kesimpulan dan Saran