Pemasaran ditangani oleh Edi Sandra, suaminya. Darfina sendiri bertindak sebagai peracik dan kendali mutu, dibantu para karyawan.
Saat ini, produk 'Meurasa terdiri dari 6 varian: Mie Aceh, Nasi Goreng, Masak Merah, Masak Putih, Kari dan Ayam Tangkap. Mie Aceh merupakan varian yang paling laris, sebagaimana kita ketahui makanan Aceh satu ini memang terkenal hingga di luar Aceh. Contohnya saja, Mie Titi Bobrok di Medan dan Cie Rasa Lom di Bandung. Selain Mie Aceh, bumbu bubuk instan Kari, Ayam Tangkap dan Nasi Goreng juga paling banyak diminati.
Pemasaran dilakukan secara daring, melalui promosi di media sosial dan toko online.
Pasangan suami istri ini bertekad untuk membesarkan 'Meurasa'. Saat ini kemampuan produksi 'Meurasa' baru 5000 bungkus per bulan. Terungkap keinginan untuk menambah varian-varian lain, perluasan pabrik, menambah mesin dan karyawan. Hal ini tentu saja membutuhkan suntikan modal yang tidak sedikit.
Mudah-mudahan saja Darfina dan Edi mendapat kesempatan untuk membawa 'Meurasa' ke ajang penghargaan seperti Danamon Entrepeneur Award 2017 sekaligus memperkenalkan ragam kuliner Aceh sebagai bagian khasanah kekayaan budaya Nusantara.
Bandung, 28 September 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H