Sekitar tahun 1974, muncul kelompok baru dalam seni lukis yang membawa corak baru seni lukis Indonesia. Mereka membebaskan diri dari batasan-batasan seni rupa yang telah ada. Seniman muda yang mempelopori kelompok ini adalah Jim Supangkat, S. Prinka dan Dede Eri Supria. Konsep kelompok ini adalah:
- Tidak membedakan disiplin seni.
- Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni.
- Mendambakan kreatifitas baru.
- Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan.
- Bersifat eksperimental.
Sebagai itu juga sedang berlangsung pameran lukisan karya Srihadi Soedarsono bertema "Menyingkap Ja(YA)karta" yang akan berlangsung hingga 23 Oktober 2017. Ada dua lukisan yang dipamerkan, yaitu Air Mancar (1973) dan Jayakarta (1975). Kedua lukisan tersebut mempunyai sejarah unik yang berkaitan erat dengan Gubernur Ali Sadikin.
Lukisan 'Air Mancar' dicorat-coret oleh pak Gubernur (lihat gambar). Sebagai permintaan maaf, Ali Sadikin kemudian meminta Srihadi membuatkan sebuah karya untuk mengisi salah satu tembok di gedung Balai Kota menggambarkan kota Jakarta yang bersih. Itulah yang dikenal dengan lukisan Jayakarta.
Banksy, seniman grafiti (lukisan jalanan) yang sangat termasyhur (dan misterius) menginginkan karya-karyanya yang tersebar di banyak lokasi digantung di dalam museum. Tapi menurut Herge pengarang komik Tintin, jalanan adalah museum.
Sebagai penikmat seni, saya percaya yang membuat kita mengagumi sebuah karya seni bukan semata karyanya, nmaun pada visi sang seniman dalam mencipta karyanya. Museum memberi kesempatan pada khalayak ramai untuk selain menikmati koleksinya, juga memahami arti dan sejarahnya.
Bagaimana menurut Anda?
Bandung, 24 September 2017
Keterangan: semua foto adalah koleksi pribadi