Ciri -- ciri lukisan pada masa PERSAGI: Mementingkan nilai psikologis, tidak terikat obyek alam, memiliki kepribadian Indonesia, bertema perjuangan rakyat.
Pada masa ini seniman lukis tergabung dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso. Tujuannya sebagai propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Didirikan oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh Agus Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dan lain-lain.
Tokoh empat serangkai (Ir. Sukarno, Moh. Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur) mendirikan PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat). Untuk bidang seni lukis ditangani oleh S. Sudjojono dan Affandi.
Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 - 1950)
Setelah kemerdekaan, terbentuk kelompok-kelompok seniman lukis Indonesia, diantaranya:
Sanggar Masyarakat pada tahun 1946 dipimpin oleh Affandi. Kemudian berganti nama Seniman Indonesia Muda (SIM) dipimpin oleh S. Sudjojono. Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan mendirikan Pelukis Rakyat pada tahun 1947.
Akademi Seni Rupa (ASRI) yang didirikan oleh RJ. Katamsi, S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo pada tahun 1948. Pada tahun 1950, di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi Karta Subarna. Lee Man Fong mendirikan Yin Hua ( perkumpulan pelukis Indonesia keturunan Tionghoa) pada tahun 1955. Yayasan Seni dan Desain Indonesia oleh Gaos Harjasumantri pada tahun 1958. Tahun 1959, Nasar mendirikan Organisasi Seniman Indonesia.
ASRI yang berdiri tahun 1948 secara formal membuat rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar. Tahun 1959 Institut Teknologi Bandung membuka Jurusan Seni Rupa, disusul hal serupa di semua Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) di seluruh Indonesia.
Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 - sekarang)