Penelitian yang mengamati 256 orang berusia antara 85 sampai 89 tahun dan tidak memiliki masalah terkait ingatan pada awal penelitian diamati selama empat tahun. Orang-orang dalam penelitian tersebut melaporkan tingkat keterlibatan mereka dalam seni, termasuk melukis, menggambar, mematung, berkebun, membuat keramik, dan menjahit. Juga dicatat kehidupan sosial mereka: pergaulan, bepergian, dan menghadiri klub buku dan keagamaan, serta penggunaan komputer termasuk selancar Internet dan membeli barang secara daring. Hasil penelitian dipublikasikan dalam jurnal Neurology.
Selain itu, dengan mengikuti kelompok-kelompok komunitas atau sanggar melukis. Seorang bapak, ibu, kakek atau nenek yang bisa melukis dapat menularkan kemampuannya pada putra-putri atau cucunya dan menjadi kegiatan melukis baik di rumah atau di luar ruangan sebagai kegiatan keluarga.
Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari seni. Tidak harus dengan bermimpi menjadi maestro atau melahirkan karya masterpiece. Yang paling utama adalah terus berbuat dan berkarya, minimal untuk kepuasan diri sendiri. Bagi penulis, sebuah karya selalu berharga, meski tidak harus dinilai dengan uang.
Anda layak bangga jika satu lukisan Anda dipajang di ruang tamu!
*penulis seorang nomaden yang sedang mengejar passion dalam menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H