Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berbagi Manisnya Kopi (Darat) Kompasianival 2016

11 Oktober 2016   01:34 Diperbarui: 11 Oktober 2016   02:02 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Seperti niat semula menjadi burung kakak tua menclok di meja, detik-detik bergulir menjadi hitungan jam lebih banyak berpindah dari pojok ke sudut cafe corner di pelataran Smesco.

Sementara meja pajang Kutubuku dijaga mbak Arum dan mbak Tamita; di luar Mas TS, uda Isson, uda Iskandar, kang Nasir, prof Pebrianov, bang Bo, dan lain-lain memokokkan bahasan yang bergulir bagai bola liar di depan gawang hendak ke mana terserah sang penendang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Politik jadi juadah hangat di derasnya hujan. Akun mati yang hidup kembali  bagai zombie cyberspace adalah topik yang terbarui. Premis, hipotesa, analisa, olah kata mengalir lancar karena dilontarkan para pakar. Saya hanya jadi suara latar dari vokal grup Masnait: cucucuap... cucucuap...

Sambil bertanya-tanya mengapa ada yang tak datang padahal dinanti-nanti: Mas Bamset dari Benartujuh, broer Johanis Malingkas pakar kompasianer dari North Celebes atau Livia Halim ponakanku yang gothic.

Menyimak kisah kompasiana tempo doeloe dari kang Erwin alias Chech Gentong.

Saling lempar talenan yang menjadi tradisi Rumpies.

Mempraktikkan modus yang sudah dibuat petunjuk pelaksanaannya oleh sendiri.

Menjadi penikmat kopi tanpa kopi.

***

Sebagai penulis yang kadang-kadang menulis tentang nonfiksi, kebiasaan lama sewaktu menjadi manusia pengolah baris kode dan data tak terlupa. Mempertimbangkan probabilitas dan logika. Positif dan negatif. Kelebihan dan kekurangan. SWOT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun