Foto pilihan yang diberikan trio DIP yang menjadi sumber inspirasi cerpen tersebut, awalnya membuat Penulis terbayang musim kemarau dengan pohon-pohon meranggas (meski Penulis menduga bahwa fokusnya adalah pada gedung-gedung dalam gambar).
Tanpa bermaksud membatasi bagaimana pembaca memaknai cerpen tersebut, Penulis akan mendeskripsikan plot dasar, ‘fakta-fakta’ dan pertanyaan yang mungkin timbul.
a. Plot.
 ‘Aku’, seorang bocah kecil melihat pohon-pohon meranggas untuk pertama kali. Ia memunguti ranting-ranting kayu yang jatuh dan dijual ke pasar. “Aku’ bertemu ‘Kamu’, seorang bocah perempuan. Aku menceritakan bahwa pohon-pohon telah mati, yang dibantah oleh ‘Kamu’. Terbukti saat hujan pertama, pohon-pohon kembali hidup.
Suatu ketika, terjadi hujan badai. ‘Aku’ ingin pulang, tapi ditahan oleh ‘Kamu’. Sejak saat itu, ‘Aku’ dan ‘Kamu’ selalu bersama.
Di musim kemarau, empat puluh dua tahun kemudian, ‘Kamu’ meninggal dunia dan ‘aku’ tinggal sendiri.
b. Fakta
- ‘Aku’ bocah miskin, yang ditunjukkan dengan ‘dekil ceking berperut busung’, mengumpulkan ranting kayu untuk dijual ke pasar.
- ‘Aku’ pendatang baru di tempat itu, karena baru pertama kalinya melihat pohon meranggas.
- ‘Aku’ sadar bahwa ‘Kamu’ tidak akan hidup lagi, tidak seperti pohon yang kembali rimbun saat musim hujan, dan kenangan akan musim hujan bersama ‘Kamu’ membuatnya tak menginginkan musim hujan kembali.