Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membatasi Kata Memerdekakan Imajinasi

24 Agustus 2016   15:47 Diperbarui: 24 Agustus 2016   16:47 2798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: thewritepractice.com

Foto pilihan yang diberikan trio DIP yang menjadi sumber inspirasi cerpen tersebut, awalnya membuat Penulis terbayang musim kemarau dengan pohon-pohon meranggas (meski Penulis menduga bahwa fokusnya adalah pada gedung-gedung dalam gambar).

Foto dok. DesoL
Foto dok. DesoL
2. Telaah singkat (karena jumlah kata tulisan ini sudah melebihi cerpen yang diulas)

Tanpa bermaksud membatasi bagaimana pembaca memaknai cerpen tersebut, Penulis akan mendeskripsikan plot dasar, ‘fakta-fakta’ dan pertanyaan yang mungkin timbul.

a. Plot.

 ‘Aku’, seorang bocah kecil melihat pohon-pohon meranggas untuk pertama kali. Ia memunguti ranting-ranting kayu yang jatuh dan dijual ke pasar. “Aku’ bertemu ‘Kamu’, seorang bocah perempuan. Aku menceritakan bahwa pohon-pohon telah mati, yang dibantah oleh ‘Kamu’. Terbukti saat hujan pertama, pohon-pohon kembali hidup.

Suatu ketika, terjadi hujan badai. ‘Aku’ ingin pulang, tapi ditahan oleh ‘Kamu’. Sejak saat itu, ‘Aku’ dan ‘Kamu’ selalu bersama.

Di musim kemarau, empat puluh dua tahun kemudian, ‘Kamu’ meninggal dunia dan ‘aku’ tinggal sendiri.

b. Fakta

- ‘Aku’ bocah miskin, yang ditunjukkan dengan ‘dekil ceking berperut busung’, mengumpulkan ranting kayu untuk dijual ke pasar.

- ‘Aku’ pendatang baru di tempat itu, karena baru pertama kalinya melihat pohon meranggas.

- ‘Aku’ sadar bahwa ‘Kamu’ tidak akan hidup lagi, tidak seperti pohon yang kembali rimbun saat musim hujan, dan kenangan akan musim hujan bersama ‘Kamu’ membuatnya tak menginginkan musim hujan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun