Victoire Weasley dengan canggung berusaha melepaskan diri dari pelukan erat mamanya.
"Maman, aku tak bisa bernafas!" keluhnya untuk kesekian kali, hingga akhirnya Fleur Weasley melepaskan putri sulungnya itu.
Victoire melirik papanya, yang ternyata sedang menatap tajam Ted Lupin yang berdiri tak jauh dari mereka. Cowok itu juga sedang dipeluk erat neneknya, Dromeda Tonks. Kelihatan Ted sama kesulitan untuk melepaskan pelukan neneknya.
"Vicky!" terdengar suara melengking memanggilnya dari gerbang Platform 9 3/4 King's Cross Station.Â
Victoire meruncingkan bibirnya pertanda tak suka dengan nama panggilan tersebut. Aeryn Whelan berlari-lari sambil menyeret tas perjalanan yang hampir sama besar dengan tubuhnya. Aeryn seorang penyihir dengan kedua orang tua muggle. Namun dengan wajah yang sangat mirip dengan Rowena Ravenclaw, orang akan menduga bahwa ia sebetulnya mempunyai hubungan kekerabatan dengan pendiri Asrama Ravenclaw di Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry.Â
Tuan dan Nyonya Whelan mungkin saat ini masih berdiri meraba-raba tembok antara Platform 9 dan 10. Gerbang Platform 9 3/4 memang hanya dapat dilalui oleh penyihir.
"Menyenangkan bukan? Liburan musim panas akan kita habiskan di tempat yang masih merupakan misteri," seringai Aeryn lucu sehingga Victoire tak sanggup menahan senyum.
"Tapi jika sekali lagi kau memanggilku Vicky, aku akan mengubahmu menjadi kodok!"
"Selamat malam tuan dan nyonya Weasley," sapa Aeryn kepada Bill dan Fleur. Ia memandang wajah Fleur yang kelihatan tetap seperti gadis remaja, tak terpaut jauh dengan Victoire yang juga cantik luar biasa.
Pasti karena darah Veela yang mengalir dalam tubuh mereka,katanya dalam hati.
"Oread tidak bersamamu?" tanya Aeryn kepada Victoire karena ia tidak melihat burung hantu kuning peliharaan sahabatnya itu. Sebetulnya aneh juga, seorang Gryffindor berteman akrab dengan Ravenclaw. Mungkin tidak terlalu aneh, mengingat bahwa Vicky berpacaran dengan Ted dari Asrama Hufflepuff!
Belum sempat Victoire menjawab, gerbang Platform 9 3/4 kembali terbuka dan sesosok tubuh tinggi besar muncul dengan tergesa-gesa.
"Hagrid!" seru Aeryn dengan gembira, tapi segera keningnya berkerut ketika melihat pemuda yang berjalan di belakang Hagrid sebelum Gerbang menutup.
"Slytherin...," desahnya risau. Quint Slughorn berjalan santai bagaikan bayang-bayang tengah hari Hagrid, tapi anehnya tetap tak tertinggal meskipun langkah Hagrid begitu lebar dan tergesa-gesa.
Ted Lupin memeluk neneknya sekali lagi sebelum bergabung dengan mereka.
Bill menjabat erat tangan Hagrid.
"Titip putriku, Hagrid," ujarnya pada pria setengah raksasa itu. Bill bergegas kembali dari Mesir menggunakan floo powder hanya untuk melepas kepergian putrinya itu.
"Tentu, Bill," jawab Hagrid dan menoleh kepada empat murid Hogwarts yang ada di situ. Menjaga anak gadis yang sedang kasmaran bukan tugas yang gampang, Hagrid mengeluh dalam hati. Jauh lebih mudah menjaga Hydra.
"Mari kita berangkat," ujarnya sambil melangkah menuju peron tempat kereta Hogwarts Express  menanti. Lokomotif uap 4-6-0 Hall Class GWR 5900 itu sudah membunyikan loncengnya memanggil penumpang untuk berangkat.
Hagrid, Victoire, Ted, Aeryn dan Quint menaiki gerbong terdepan. Penumpang Hogwarts Ekspress hanya ada mereka berlima, bertujuh dengan masinis dan kondektur. Tidak ada penyihir lain yang ikut dalam perjalanan ini. Untuk pertama kali, kereta api yang biasanya menjalani rute King's Cross Station - Hogsmeade itu akan menyimpang dari jalur tetapnya.Â
Jauh menyimpang.
***
Hampir satu tahun saya menulis di Kompasiana. Umumnya tulisan saya tempatnya di kanal fiksiana karena berupa puisi, cerpen, dongeng atau drama. Waktu setahun belum menjadikan saya seorang penulis fiksi handal, malah saya terjebak menjadi admin komunitas Rumpies The Club (RTC).
Apa resiko menjadi admin? Resikonya dianggap pintar oleh Sahabat Rumpies (SR)! Ampun, deh.
Padahal alasan mengapa saya terpilih menjadi admin hanya karena saya penderita insomnia, sehingga dapat segera menyetujui unggahan SR selepas tengah malam.
Apa hubungan menjadi admin RTC dengan Fiksi Penggemar?
Begini ceritanya... (musik latar OST. Ghostbuster)
Beberapa hari yang lalu, seorang SR bertanya tentang Fiksi Tokoh Nyata (real person fiction, RPF)Â yang dikelirukan dengan Fiksi Penggemar (fan fiction, FF). Kebetulan saya tahu jawabannya.
Apakah saya punya pengalaman dengan kedua genre fiksi tersebut?? Herannya kok punya, ya.Â
Waktu RTC mengadakan lomba penulisan fiksi penggemar, saya menulis sebuah cerpen fanfic yang gagal saya ikutsertakan karena satu dan lain hal. Cuplikan di atas adalah fiksi penggemar karya saya yang gagal diikutsertakan dalam lomba tersebut (dan tidak akan pernah dipublikasikan).
Saya pernah memuat tiga dongeng kenthir dengan latar semesta Star Wars. Yang pertama berjudul Planet Kenthir: The Saga Part 13.
Adapun contoh Fiksi Tokoh Nyata karya saya: Kode Etik dan Aku, Kafka dan Lotka.
Fiksi Tokoh Nyata tidak kita bahas karena merupakan genre yang berbeda dari Fiksi Penggemar.
***
Definisi Fiksi Penggemar menurut wikipedia bahasa Inggris:
Fan fiction or fanfiction (also abbreviated to fan fic, fanfic, or fic) is fiction about characters or settings from an original work of fiction, created by fans of that work rather than by its creator.
Fiksi Penggemar atau fanfiction (juga disingkat menjadi fan fic, fanfic, atau fic) adalah fiksi tentang tokoh atau dari fiksi asli, yang dibuat oleh penggemar karya fiksi asli tersebut, bukan oleh pengarang aslinya.
Saya tidak mengutip wikipedia bahasa Indonesia karena dicampuradukkan dengan fiksi tentang selebriti, yang sebetulnya termasuk Fiksi Tokoh Nyata.
Sebutan fiksi penggemar hanya berlaku untuk karya penggemar yang berdasarkan karya asli dengan hak cipta. Artinya, jika berdasarkan hikayat, legenda atau kitab suci tidak disebutkan sebagai fiksi penggemar.
Fiksi penggemar pertama yang dicetak adalah Old Friends and New Fancies – an Imaginary Sequel to the Novels of Jane Austen oleh Sybil Brinton, yang diterbitkan pada tahun 1913. Jane Austen mempunyai kelompok penggemar yang disebut Janeite.Â
Selama seabad, lebih dari dua ratus ribu fiksi penggemar yang dibuat berdasarkan novel-novel Jane Austen. Goodread mendata 242 novel fiksi penggemar berdasarkan karya Jane Austen yang telah diterbitkan. Sebagai catatan, sebagian besar karya fiksi penggemar Jane Austen bergenre pornografi.
Pada umumnya fiksi penggemar berkualitas rendah, sehingga tidak jarang penulis asli mengeluh yang kemudian berujung pada tuntutan pelanggaran hak cipta.
Namun, ada juga fiksi penggemar yang kemudian meraih sukses dan membentuk kelompok penggemar sendiri.
Seperti yang kita semua ketahui, Fifty Shades of Grey sebagai bagian dari fiksi penggemar berdasarkan seri Twilight. Sejak berhasil menembus penjualan 31 juta kopi di 37 negara, ia telah menimbulkan pertanyaan:Â
Apakah ini awal dari era di mana fiksi penggemar akan mengalahkan karya asli?
Bandung, 1 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H