Kalau kata gue: ‘sampler’.
PM
 Kok gitu, Juri Yang Mulia?
JM
 Ibaratnya lu datang ke pesta banquet yang hidangannya dari lima chef terkenal, masing-masing koki mengeluarkan lima-enam resep andalannya. Lu nyomot secuil secuil sana-sini, susun dipiring, terus lu foto. Lu unggah ke Instagram dan lu sebut ‘inilah masakanku berdasarkan resep rahasia.’
Kokinya sih, kalau punya Instagram pasti tahu kalau masakannya lu comot. Sayangnya, kokinya itu para ‘dead poets’!
PM
 Tapi ‘kan memang ada genre seperti erasure dan glosa yang memungkinkan karya seperti itu lahir, Juri Yang Mulia?
JM
 Iya....tapi bukan untuk dilombakan. Kecuali memang eventnya A Tribute to Somebody, ngarti?
Puisi kedua, Pengakuan Seorang Supir Taksi itu karena momennya pas, kan?
PM
 Betul, Juri Yang Mulia. Unjuk rasa supir taksi di ibukota. Terinspirasi filmnya Martin Scorsese, Taxi Driver, yang dibintangi Robert de Niro, Jodie Foster dan Cybill Shepherd.
JM
 Lu membuat baitnya berselang-seling menceritakan fragmen yang terpisah, seakan-akan terjadi pada waktu yang berbeda, gitu kan maksud lu? Pembaca nggak nangkep, jadi lu gagal.
PM
(berbisik) udah biasa....
JM
 Yang ketiga, Opera Kucing. Lu tergila-gila sama opera ala Broadway. Karena dalam novel dan filmnya, sang jendral dan Yoko hobi ngasih gelar kucing ke semua orang, lu sambung-sambungin judulnya dengan Cats punya Andrew Llyod Webber yang berdasarkan buku puisi TS Elliot, Old Possum's Book of Practical Cats. Lu pinter ngerusak karya-karya bagus, deh.