Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Drama

Menilai Karya Sendiri, Mungkinkah? (Babak IV)

6 April 2016   19:51 Diperbarui: 6 April 2016   20:54 3281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Waking up in Someone Else Body | conniehdeutsch.com/waking-up-in-someone-elses-body"][/caption]

BABAK IV

(PM duduk di depan cermin berhadapan dengan JM. Mungkin saat break tadi ia tak turun dari panggung, karena kostumnya masih sama dengan babak sebelumnya.)

JM
 Ini babak terakhir. Kita akan menilai karya-karya lu pada minggu ke-empat. Siap?

PM
 Siap delapan enam, Juri Yang Mulia

JM
 Nggak usah belagu. Puisi terinspirasi film.

Yang pertama, Sang Penyair Telah Mangkat, Hidup Penyair!

PM
 Terinspirasi film Dead Poets Society karya sutradara Peter Weir, Juri Yang Mulia.  Dibintangi Robin Williams—

JM
 Betul film ini yang nginspirasiin lu nulis puisi?

PM
 Betul, Juri Yang Mulia.

JM
 Puisi lu yang terinspirasi film ini, menurut lu genrenya apa? Nggak usah lu jawab.

Karena gue bisa baca pikiran lu. Lu mau jawab ‘super-erasure-glosa-sexversen’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun