Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Menilai Karya Sendiri, Mungkinkah? (Babak III)

4 April 2016   23:08 Diperbarui: 6 April 2016   19:51 3216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Waking up in Someone Else Body | conniehdeutsch.com/waking-up-in-someone-elses-body"][/caption](PM naik ke panggung dengan memakai topi dan kaos sponsor yang sama dengan yang dipakai sebelumnya. Sudah diduga, tidak banyak sponsor untuk pementasan drama kenthir. Botol minuman plastik di tangan kanan dan gawai android model jadul lengkap sedang dicas dengan power bank. Di atas meja tempat ia meletakkan botol minuman plastik sudah tak tampak nampan dan piring bekas gorengan. Ia duduk dan JM muncul di dalam cermin.)

JM
 Kita akan membahas karya-karyamu selama minggu ketiga, FF 200 kata terinspirasi lagu. Gue udah baca semua. Jadi gawai jadul lu nggak usah dikeluarin. Gue mau denger cerita lu bagaimana proses menulis masing-masing judul.

PM
Gurun, Kutub, Gunung dan Lautan terinspirasi lagu Cinta yang dinyanyikan Titiek Puspa, Juri yang Mulia. Lagunya sendiri nelangsa. Ngenes. Tapi kalau ngenes namanya bukan cinta.   

JM
 Lirik lagu hanya menyebut “Ke gurun engkau ikut, ke kutub, engkau turut.”  

Tapi lu nambahin gunung dan lautan segala.

PM
 Itu...

JM
 Idenya dari Humor Sekolom Senyum Dikulum bukunya Simon Carmiggelt, kan?

PM

(lesu) Iya.

JM
 Lanjut judul yang kedua, Sama Dengan Mati.

PM
 Terinspirasi lagu 50 Ways to Say Goodbye dari Train, Juri Yang Mulia. Videoklip-nya keren—

JM
 Bukan pengalaman pribadi?

PM
 Nuduh!

JM
 Gue ‘kan nanya. Kalau nggak juga nggak apa-apa.

Judul yang ketiga, gimana?

PM

Berpacu Sepanjang Malam berdasarkan lagu I Drove All Night-nya Roy Orbison, Juri Yang Mulia. Kisahnya tentang seorang kekasih gelap yang menuju luar kota—

JM
 Lu bilang berdasarkan versi Roy Orbison, tapi waktu nulis yang lu nonton videoklip versi Cyndi Lauper. Kenapa nggak sekalian lu ikutin versi Cyndi?

PM
 Maksud Juri Yang Mulia, ceweknya yang ngebut semaleman ke tempat cowok? Sadis deh, Juri Yang Mulia!

JM
 Kalau lu nulisnya gitu mungkin lebih menarik, bisa menang.

Lanjut deh, yang keempat!

PM
505 idenya didapat dari lagu Imya 505 - Vremya i Steklo, Juri Yang Mulia. Ceritanya tentang seorang cewek yang menderita short term memory loss syndrome.

JM
 Lu bisa terinspirasi lagu band Ukraina karena memang lagunya enak didengar atau karena bodi seksi Nadya Dorofeeva?

PM
 Juri Yang Mulia, lagu tersebut menduduki tangga pertama lagu Rusia, iTune dan Billboard. Hingga kini sudah ditonton tujuh puluh lima juta kali di youtube—

JM

—dan Nadya Dorofeeva seksi.

PM
 Itu juga, Juri Yang Mulia.  

JM
 Tumben jujur.

Lanjut nomor lima.

PM
Tarian Terakhir yang inpirasinya diambil dari lagu Dernière Danse hits-nya Indila, bertepatan dengan peristiwa bom mobil di Ankara.

JM
 Cukup bagus. Tapi lu udah pernah bikin puisi sonian berdasarkan lagu ini, ya?

PM
 Betul, Juri Yang Mulia. Nggak salah, kan?

JM
 Nggak salah, sih. Cuma lu bikin dua karya terinspirasi lagu yang sama dan peristiwa serupa.

Ya sudah. Judul keenam.

PM
 Sympathy for the Devil dari Rolling Stones menginspirasi Jadi Kamu Iblis?

Ceritanya—

JM
 —Faustian. Bohemian. Illuminati. Whatever. Ide lama yang sudah bolak-balik digarap penulis yang lebih canggih dari lu.

PM
 Juri Yang Mulia udah baca bener?

JM
 Lu berani nuduh gue? Lanjut!  

PM
Mau Lari ke Mana idenya dari lagu El Harba Wine  yang dinyanyikan Cheb Khaled dan Amar.

Sepasang kekasih yang hubungan tidak direstui calon mertua pihak cewek berniat kawin lari—  

JM
 Udah nggak zamannya kawin lari. Capek.

Yang kedelapan!

PM
‘Kan Masih Ada berdasarkan lagu Bondan Prakoso & Fade 2 Black, Ya Sudahlah. 

Kisahnya tentang cowok yang patah hati, ternyata langsung disambar sama anak pemilik warteg—

JM
 Cewek yang nembak duluan? Sadis deh, lu! Teganya teganya teganya....

Yang terakhir, gimana?

PM

Cowoknya bego, sih! Kayak Juri Yang Mulia.

Yang kesembilan dari lagu Minang Mudiak Arau yang dinyanyikan Ria Amelia lahirlah fiksi mini berjudul Beranak Empat? Jadi!

JM
Lu ngarang cerita absurd, deh. Ternyata anaknya cuma dua, toh? Anak asuh, kan? Gue udah tau.

PM
 Yaiyalaaah. Juri Yang Mulia itu aku dan aku itu Juri Yang Mulia!

JM
 Beda, tau! Lu pengin menang. Gue kagak!

PM
(pasrah) Jadi bagaimana, Juri Yang Mulia?

JM
 Secara kualitas dan kuantitas, ada SEDIKIT peningkatan. Tapi itu karena lu suka lagu. Lagu yang lu pilih semuanya kesukaan lu. Coba kalau lagu yang belum pernah lu dengar, belum tentu lu bisa bikin cerita sampai sembilan biji dalam seminggu.

Penilaian utuh bakal gue kasih tau pada babak terakhir nanti. Sabar, deh.

Minum, dong! Haus...

(PM membuka tutup botol plastik dan mereguk airnya dengan rakus sampai berbunyi. Tidak ada musik pengiring kali ini.)

LIGHT OUT

 

Bandung, 4 April 2016

 

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun