Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Drama

Menilai Karya Sendiri, Mungkinkah? (Babak II)

1 April 2016   19:24 Diperbarui: 4 April 2016   23:08 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Pencerah berdasarkan Siddhartha karya Hermann Hesse, 

Merah, Hijau, Biru, Ka! yang mengapresiasi karya Kim Stanley Robinson, Mars Trilogy  

Tanpa Bentuk, Tanpa Nama dari Naga Bumi 1 dan 2 karya Seno Gumira Ajidarma 

Ensiklopedi Galaktika dari Foundation Trilogy Isaac Asimov 

Mencintai Ratu Pantai Selatan berdasarkan Perjanjian dengan Maut, novel karya  Harijadi S. Hartowardojo 

Stambul Kehidupan terinspirasi karya Pramoedya Ananta Toer, Midah si Manis Bergigi Emas 

JM
 Baiklah, langsung pada puisi pertama, Cintaku Membiru.

Lu kagak kreatif, ya? Judul puisi lu mirip sama novelnya. Isi puisi lu juga bohong. Memangnya waktu mahasiswa dulu banyak cewek-cewek yang naksir lu? Hah! Mimpi!

PM
 Ok, ok...lewat! Lanjuuut....

JM
 Gue tau lu suka banget sama novel Hermann Hesse. Berapa kali lu sebut-sebut dalam beberapa tulisan lu. Tapi puisi lu Sang Pencerah cuma ringkasan cerita, sinopsis yang dipuisi—

PM
 Lewat lagiii! Lanjut, deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun