Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fiksi Enam Kata RTC: Hujan

12 Januari 2016   23:40 Diperbarui: 13 Januari 2016   00:33 2188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan November 2015 yang lalu, Rumpies The Club mengadakan tantangan fiksi enam-kata (six word story) RTC dengan tagar #F6kataRTC untuk Sahabat Rumpies di grup facebook Rumpies The Club (RTC). Tantangan yang keempat bertema ‘HUJAN’. Sebanyak 35 kisah enam-kata dari 18 orang Sahabat Rumpies yang menjawab tantangan tersebut dapat dibaca di bawah ini.

Terima kasih Sahabat Rumpies semua. Aku padamu, deeeh!

Ag Prasetyo
 

Kala Petir Menyambar

Hujan deras. Duaaar! Tetangga jantungan, mati.

-November 24, 2015

 

Ari Effendi
 

Menanti (1)

Berharap dia datang sebelum hujan reda.

 

Menanti (2)

Tampak dari kejauhan sesosok membawa paying.

 

Menanti (3)

"Akhirnya," senyumku merekah, walau tubuh kedinginan.

 

Menanti (4)

"Ah, bukan dia.".

Hujanpun belum reda

-November 24, 2015

 

Ay Mahening
 

 

Kangen Hujan

November akan meluruh, tiada sapamu.

Hujan

-November 24, 2015

 

Bunda Mey
 

Sang Maha Konser

Byuuuurr...

Konser berlangsung.

"Kodokpun ikut bernyanyi"...

 

Hujan Deras

Kopi panas, pisang goreng.

Semeja denganmu...

 

Ojek Payung

Hujan deras, basah kuyup kejar bis...

-November 24, 2015

 

Buyut Trader
 

Rejeki

DUARRR....!!! Kaget petir.

Kau loncat memelukku.

 

Ingat Bapak

"Hujannya deras. kasihan makam ayah. Banjir"

 

Lelah

Deras hujan, air mata, jatuh bersama.

-November 24, 2015

 

Dede Mitsi
 

Ayo kita tanam ikan.

Di jalan

‪

Kelupaan

Sayang....kau lupakah?

Jemuran belum terangkat...

-November 24, 2015

 

Denting Kemuning


Ketika Itu

Hujan belumlah deras, tiba-tiba...

Kriieeekkkk, bruakkkk!

 

Bonekaku

Banjir membuat bonekaku hanyut bersama adikku.

-November 24, 2015

 

Dyri Has
 

Kala Hujan di Pos Ronda

"Tak ada yang melihat kita," bisikmu.

 

Malam Hujan

Keringatan saat hujan, hangat tubuh terasa.

 

Kedinginan

Basah tubuhmu. Kancing baju aku buka.

-November 24, 2015

 

Erina Yatmasari
 

Hujan dan November

Tak biasa hujan menampik, November merana.

-November 24, 2015

 

Fitri Manalu
 

Selamat Jalan

Rintik baru berhenti. Kau telah mati.

-November 24, 2015

 

Hasiati Kimia
 

Ribut sang katak, si kecil demam.

‪-November 24, 2015

 

Ikhwanul Halim
 

Bocor Dekat Kompor

Goreng cireng. Menyeduh kopi. Kepala basah

 

Lupa Jemuran

Ikan asin, kerupuk... Semuanya jadi bubur.

 

Dalam Hujan Badai

Aku menangis. Hanya Tuhan yang tahu.

‪-November 24, 2015

 

Marla La'sappe Thalib
 

Warna kelabu menghias awan. Pertanda apakah?

‪-November 24, 2015

 

Nur Hasanah Swd
 

Malam Itu

Depan kampus, basah kuyup, genggam tanganmu.

 

Raya Gubeng

Basah kuyup, mogok, diajak jalan kaki.

‪-November 24, 2015

 

Putri Apriani II
 

Laris Manis

Penjual payung pada saat musim hujan.

 

Kakek Penjual Es Cincau

Mencari tempat berteduh, dagangan tak laku.

 

Kolam Renang Baru

Baru dibuka, setelah semalaman hujan lebat.

 

Hujan Uang

Tak mendung.

Warga berdatangan.

Ingin kaya.

 

Kebanjiran Order

Hujan datang.

Anak-anak bersorak.

Tawarkan payung.

‪-November 24, 2015

 

Ryan Mintaraga
 

Hujan Derita

Hujan deras, genteng bocor, sedia ember.

‪-November 24, 2015

 

Septy Serenade
 

"Mana payung dariku? Badanmu kuyup," tanyamu.

‪-November 24, 2015

 

 

 

Tulisan tentang Fiksi Enam Kata terdahulu:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun