Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kopi Luwak, The Economist dan Boikot

1 September 2015   01:03 Diperbarui: 1 September 2015   01:03 6863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung, 1 September 2015

 

Pustaka:

- http://www.economist.com/news/science-and-technology/21584315-way-test-genuineness-worlds-costliest-coffee-brown-gold-blend

- http://www.mumbrella.asia/2015/07/the-economist-gives-out-free-cups-of-controversial-civet-poop-coffee-to-attract-new-subscribers-in-singapore/

- http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/17/nohtlx-permintaan-kopi-luwak-terus-menurun

- http://listverse.com/2011/09/03/10-famous-boycotts/

- https://www.organicconsumers.org/essays/great-boycott-monsanto-and-gma

- Toffler Alvin. Future Shock. 1970.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun