Letih merayu tuk berhenti
Tak terasa bosan menggelayuti benak
Rasanya mata pun mulai nyureng Tak jelas lagi pandangan
Berkelahi dengan waktu setiap saat
Hari berlalu seperti itu-itu saja
Tak tampak atau belum tampak mentari dengan sinarnya
Kepalan tangan mulai mengendur
Tapak kaki seakan melebar dan berat
Ke mana semangat ituÂ
Buih semangat menipis tertiup angin
Masa penantian seakan semu
Bukankah ada masa pencarian
Di mana ada asa yang ditunggu
Putaran roda nasib seakan enggan bergerak
Ke mana senyum yang biasanya ada
Aku linglung mencari
Hamparan semangat seharusnya menggelegar
Petikan gitar Eddie Van Hallen pun hilangÂ
Tenggelam dalam lamunanku di kereta soreÂ
Hanya lantunan All Wanna Do "Sheryl Crow" temani larutku
Tak terasa Tanah Abang jadi stasiun pemberhentian keretaku
Serpong menuju Tanah Abang terasa lama sore ini
Khayalku menyeretku terlalu jauh
Dalam lelap tidur singkatku
Istana dan kencana istana isi khayalkuÂ
Baiklah, kan ku ulang lelapku
Isi esok dan esok
Berharap mentari berpihak padaku
Isk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H