Piknik khayalan meluncur ke belakang
Kakek penjual jamu di pasar
Keriput bertanda pengalaman
Tak lama seruput pahit jamuÂ
Pencopet beraksi amati mangsaÂ
Para ibu yang berbelanja
Cari lengah di antara dompet terkempit
Satu persatu korban berjatuhan
Terdengar teriakan "copet"
Namun tak ada yang tertangkap
Hanya suara teriakan minta tolong
Berselang menit pasar kembali normal
Kuingat seperti kehidupan rimba raya
Rusa yang dimangsa singa ditengah gerombolannya
Saat para rusa makan siang di tengah sabana yang subur
Seluruh rusa bubar hindari menjadi mangsa singa
Tak lama setelah itu rusa kembali kumpul menikmati rumput
Siang 1989 begitu terik matahari menyengat
Di pasar yang baru saja usai gelar transaksi
Bak pesta bebas undanganÂ
Semua datang memborong habisÂ
Sambut lebaran semua terjual
Pembeli bak raja hamburkan uang
Teriak penjual tahu tak kalah bising
Penjual ayam kampung sodorkan dagangannya
Semua riang seperti menyambut tamu kehormatan
Lama tak jumpa kini bersurat kabarkan hadirnya
Sahut menyahut penjual jadi irama merindukan
Hanya sekali dalam setahun
Ratap pengemis tak mau kalah
Berkeliling menggali kemurahan hati
Semua mendapat bagian
Pasar saat 1989 simpan cerita
Kaleng tahu jadi saksi
Lantang tawarkan setiap orang
Tahunya pak, tahunya bu
Penjual daun ketupat jadi idola seperti pedagang pakaian
Begitu juga penjual daging ayam dan sapi
Preman pun dapat rezeki paksa
Mabuk berkeliling memaksa pedagangÂ
lima ratus rupiah berlabel THR
Walau akhirnya diamankan
Semua riuh tanpa Corona dan masker di wajah
Tukang becak pun kebagian kue pesta rezeki
(Isk)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H