Persepsi apapun bisa muncul jika kita bisa mengendalikan dengan baik pemikiran kita. Jelas kawan TK, SD, SMP, SMA, atau STM maupun kuliah dulu tak bisa persis seratus persen seperti dulu kala.
Bisa saja ada yang tetiba turun dari mobil dan menuju meja bersama lantas meletakkan kunci mobil mewahnya dan tiga tumpuk HP ber-merk dengan santai. Buat sebagian mungkin terbiasa tapi sebagian lainnya bisa saja jengah.
Ruang pikiran yang ada akan bervariasi sehingga persepsi berhamburan ke mana-mana bagi yang tak nyaman melihatnya.
Berharap mendapat sikap seperti saat sekolah seratus persen tentu juga sangat mustahil. Latar cerita yang dialami setiap teman-teman pasti kompleks dan dinamis.
Ada beberapa tips yang memang bisa membantu untuk bisa membuat nyaman dalam pertemuan bukber:
- Luruskan persepsi bahwa waktu sudah berubah, artinya kondisi sudah tak sama lagi seperti waktu sekolah
- Bahas yang memang sangat sederhana disimak dan bisa dipahami semua teman-teman
- Hindari bertanya lebih dalam secara personal yang menyebabkan pembahasan menjadi garing
- Hindari pembicaraan pekerjaan ataupun kantor
- Jika ada informasi yang sifatnya membantu atau peluang usaha baiknya dibahas sedikit saja, karena akan dilanjut secara japri
- Permasalahan keuangan dan ekonomi sangat sensitif jadi sangat perlu diperhatikan agar tidak terjadi hal yang sedikit menuai persinggungan
- Bahas situasi masa lalu yang penuh cerita lebih baik diperbanyak dengan santai hingga menjadi penyegar setiap peserta bukber alumni
- Ada baiknya dalam setiap bukber jika dalam ruang dan waktu memungkinkan bisa diisi ceramah oleh ustadz dengan materi yang sesuai dengan ikatan alumni.
Masih banyak hal yang semestinya dilakukan guna menjaga bukber silaturahmi lebih hangat dan bermanfaat. Manfaat yang luas perlu digali dari pertemuan bukber tersebut seperti donasi bagi kawan-kawan yang masih belum beruntung, teman yang ditinggal istri atau suami sehingga membutuhkan dukungan moril atau materil, donasi yatim piatu untuk para anak-anak yang telah ditinggal meninggal dunia orangtuanya yang notabene adalah teman satu ikatan alumni.
Singkirkan dahulu pemikiran atau stigma negatif tentang kumpul bersama alumni dalam bukber. Angkat sebanyak-banyaknya nilai positif dan jadikan ajang tersebut ladang amal di bulan yang pernuh berkah.
(Isk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H