Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nirwana Terindah

2 April 2023   20:21 Diperbarui: 2 April 2023   20:27 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelan susuri tapak

Penuh batu dan berliku

Pundak terasa berat

Beban tak lagi berbatas

Tampak lusuh dan berkeringat

Jalani hari seperti kemarin

Ikuti jejak mentari 

Kawan dengarlah kata hati

walau bising tergores luka

Penat menjadi sahabat

Kuatkanlah lenganmu sekali lagi

rengkuh asa jangan berhenti

Buang pesimismu dengan kata

Kata tak akan bertepi

Seperti duri dalam belukar

cobalah mengerti

Jalanmu sudah terbaik

Kuras semua emosimu

Hingga surut terganti senyum

Sabarlah, semua akan berakhir 

lukamu segera berhenti 

Padam oleh cahaya hati

Kita menuju jalan baru 

Harapan menyambut tenang

Terus nyalakan api kehidupan

Saksikan sisi hatimu gempita 

Pecahkan kebuntuan hati

Tak ayal aral pun sirna

Tak bisa lagi kelabui janji

Berpegangan tangan

Tibalah kita di nirwana terindah

(Isk)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun