Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tingginya Loyalitas Pelanggan Tukang Cukur Rambut Tradisional

2 April 2023   12:15 Diperbarui: 4 April 2023   17:45 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak potong rambut. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Berbicara gaya hidup tentunya jadi seperti pemenuhan kebutuhan yang tak terbendung lagi saat ini. 

Namun begitu ada alternatif yang memang menjadi prioritas untuk dipenuhi dalam suatu waktu tertentu. Salah satu kebutuhan yang menjadi bagian gaya hidup adalah mencukur rambut. 

Ukuran memenuhi kebutuhan mencukur diserahkan kepada masing-masing orang yang mengalaminya. Mau lebih bergaya dengan segala fasilitas penunjangnya tentu harus merogoh kocek lebih dalam dengan masuk masuk ke salon yang sudah memiliki nama. 

Semua tingkatan dengan pembiayaan beragam adalah pilihan dalam bercukur rambut. Kebutuhan mencukur rambut akan terus dilakukan sepanjang si pemilik rambut menginginkan. 

Situasi terkini banyak terlihat nama-nama tempat cukur rambut dengan kemasan menarik dan profesional terutama yang khusus laki-laki.

Upaya tersebut sesungguhnya bagian menarik bagian pangsa pasar yang sangat terbuka lebar. Setiap orang akan memilih tempat bercukur rambut yang nyaman dan sesuai yang diinginkan. Sebagian besar mungkin akan masuk ke tempat cukur menyesuaikan dengan kantong juga selain kenyamanan.

Uraian diatas tentunya terkait dengan tingkatan pemenuhan kebutuhan mencukur dengan berdasar kenyamanan dan kekinian mengikuti mode. 

Ada yang lain dan tetap eksis di tengah persaingan dan gerusan para pelaku ekonomi dalam soal cukur mencukur rambut.

Bagaimana dengan para tukang cukur rambut tradisional di antara gilasan persaingan pasar? tentu masih ada dan bertahan.

Tukang cukur tradisional ini memiliki pasar yang didominasi laki-laki dari mulai anak-anak sampai dewasa. 

Soal mode masih bisa menyesuaikan namun tak semaksimal seperti para pelaku industri barbershop yang mulai merambah pertarungan mode rambut dan fasilitas manjakan pelanggannya.

Harga bayaran untuk sekali cukur rambutpun berbeda dengan yang diterima oleh tukang cukur tradisional. Mungkin selisih 30-40 atau bahkan 50 persen dengan bayaran yang diterima barbershop ber AC dalam setiap melakukan jasanya.

Harga bayaran cukur tradisional memang sangat jarang alami kenaikan. Jika naikpun setelah beberapa tahun lamanya. 

Hal ini telah dialami oleh Kang Ujang, lelaki yang sudah berumur kelahiran Tasikmalaya yang telah lama menjadi tukang cukur tradisional di bilangan Jalan Kayumanis Jakarta Timur. Baginya perjalanan menjadi tukang cukur tradisional selama hampir 30 tahun dijalani dengan santai. 

Pertarungan pasar ditengah kepungan barbershop ber-AC dengan dukungan kemampuan memenuhi segala permintaan mode rambut terkini seakan tidak berpengaruh buat kang Ujang. 

Percaya diri jaga pasar dengan peralatan cukur yang ada tetap bisa membiayai kebutuhan hidup dan biaya kontrakan tempat cukurnya.

Uniknya pelanggan kang Ujang sangat memiliki loyalitas yang tinggi walaupun barbershop modern telah ada di mana-mana dan mudah dijangkau. Jam terbang kang ujang yang hampir tiga dekade rupanya telah menanam ikatan psikologis antara dirinya dan pelanggannya. 

Ada banyak pelanggan yang sejak kecil mencukur rambut bersama orangtuanya di tempat kang Ujang dan sekarang sudah bekerja dan berumah tangga. 

Tentu saja ini jadi momen yang berbeda jika berbicara mode dan fasilitas. Ada hal yang terekam dan tersimpan baik saat kebiasaan-kebiasaan mencukur tersebut dilakukan secara rutin.

Kebiasaan ngobrol santai juga diam-diam menjadikan ikatan batin antara kang ujang dan pelanggannya. Soal mode rambut terkait hasil cukuran kang ujang terbilang biasa saja namun berbicara soal kerapihan rasanya kang Ujang sangat maksimal.

Bonus dari Kang Ujang setelah selesai mencukur rambut adalah pijat di sekitaran pundak, leher dan kepala. Bagian pijat inilah yang juga jadi faktor loyalitas pelanggan lama mampir untuk rutin mencukur rambut di ruang ukuran 2 x 2 M dengan kipas anginnya.

Rata-rata pelanggan tetapnya rutin mencukur rambut paling cepat satu bulan sekali di luar momentum lebaran maupun masa liburan. 

Pada masa-masa dekat lebaran biasanya kang Ujang merasakan semua pelanggannya berduyun-duyun datang di luar jadwal biasanya. Kerapihan hasil cukuran jadi jaminan kepuasan pelanggan lamanya maupun yang baru.

Jadi, setiap pasar terbuka lebar dalam dunia cukur rambut dengan kunci kepuasan pelanggan. Selepas itu, ikatan psikologis jadi penentu juga menjaga pelanggan tak lari ke tempat cukur lainnya yang lebih baik. 

Kang Ujang tetap bisa menahan kencangnya arus perubahan dengan kunci rahasia usahanya yang telah menancap di hati pelanggannya.(Isk)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun