Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bajaj Bajuri Ajarkan Kita Komedi Santai Tanpa Tarik Urat

2 April 2023   09:31 Diperbarui: 2 April 2023   09:55 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: IG Fanny Fadilah 

Bajaj Bajuri sebuah tayangan komedi situasi yang hadir di tahun 2000-an lalu banyak menyisakan kenangan yang terekam dalam benak setiap penontonnya. Kehadiran Bajaj Bajuri memberi makna khusus dan bahkan muncul rasa kangen akan tayangan serupa. 

Tahun berganti tentu saja ada banyak perubahan yang mempengaruhi kemasan setiap tayangan ringan, asyik dan tentu saja tak menimbulkan tarik urat alias tersinggung lebih dalam.

Bajaj Bajuri hadirkan bagaimana tayangan ringan dan lucu dan bahkan bisa merenung mengambil hikmahnya dari setiap peran yang dimainkan. 

Belum lama ini pemeran "Emak" yaitu Nani Wijaya telah pergi meninggalkan kita semua pada 16 Maret 2023  dalam usia 78 tahun. Peran Emak sangat mewarnai Bajaj Bajuri dengan sikap menyebalkan, provokatif, licik, banyak akal dan juga lucu. 

Emak memang tetaplah Emak dengan kesehariannya dalam satu rumah bersama Bajuri yang diperankan oleh Mat Solar sebagai mantu Emak. Bajuri memiliki istri bernama Oneng yang diperankan Rieke Diah Pitaloka. Rieke sendiri diketahui saat ini berprofesi sebagai anggota DPR dari PDI-P.

Kocaknya keseharian dalam satu rumah sangat terasa padat sekali dengan "joke" yang memang pas dan realistis dalam keseharian kehidupan nyata juga. Artinya tim riset, skrip dan sutradara serta pendukung produksi Bajaj Bajuri memang sangat mumpuni dan berhasil membawa potret keseharian masyarakat ke sebuah tayangan komedi situasi.

Oneng dengan usaha salon rumahannya menjadi tarikan sudut tersendiri dalam gerak tubuh dan narasinya. Oneng dikarakterkan sebagai istri bajuri yang agak telat berpikir namun terus hadirkan kelucuan alami. 

Diperkirakan julukan orang yang berpikir lambat disebut dengan kata "Oneng" berasal dari sinetron ini. . Salon Oneng dikunjungi oleh teman-teman dan tetangga yang mengisi tayangan menjadi lebih hidup. 

Karakter yang muncul di salon Oneng pun sangat beragam. Ada yang selalu curhat dengan pembawaan yang berbeda satu sama lainnya, juga ada yang hanya singgah membahas situasi kampung dan lain-lain.

Dalam setiap tayangannya, Bajuri bermain dengan peran sebagai suami Oneng dengan pekerjaan seorang supir bajaj yang memang selalu mengundang rasa kasihan, ketawa dan juga simpatik ketika ada pesan cerita dalam momen khusus. Bajuri jadi objek penderita yang sangat lemah berhadapan dengan Emak sang mertua alias orang tuanya Oneng.  

Ada yang sangat terus teringat saat Said (Saleh Ali Bawazier ) dan Ucup bin Sanusi ( Paulus Fanny Fadillah ) dengan kocaknya berdialog di warung gorengan mpok Leha. Selentingan-selentingan kata bertebaran dengan lepas dan memang sangat representatif dengan keseharian masyarakat kita secara umumnya. 

Dinamika cerita semakin berkembang dengan adanya pak RT, mpok Hindun, mpok Minah. Segala kelucuan dan keseruannya sangat sulit dituangkan dalam tulisan ini. apalagi teman-teman Bajuri 

Cerita Bajaj Bajuri selalu mengikuti perkembangan isu dan topik yang sangat update saat itu. 

Balutan cerita dengan kecerdasan mengemas naskahnya sangat impresif. Jika Bajaj Bajuri diproduksi saat ini sudah bisa dipastikan tak akan bisa tayang. Kondisi saat ini situasi sosial sangat berbeda dengan era dua ribuan. Entah apa yang mempengaruhinya. 

Dilarang tayang jika memiliki komposisi narasi yang sama seperti saat produksi tahun 2000-an. Bajaj Bajuri sangat bertebaran kata rasis, begitu kira-kira kalau melihat kondisi saat ini. Padahal narasi yang ada dalam produksi Bajaj Bajuri merupakan aktualita di keseharian masyarakat tanpa berpikir keras dan tarik urat bahkan mengundang senyum bahkan menambah keakraban. Bajaj Bajuri belum seberapa jika merujuk ke Wakop DKI, Dono Kasino Indro.

Saat ini hanya bisa menumpahkan kerinduan tayangan komedi situasi seperti Bajaj Bajuri melalui kanal tayangan video. Meskipun rindu dengan tayangan sejenis, rasanya keinginan tersebut dirasa tak akan mungkin terwujud lagi saat ini.

Sampai jumpa Bajaj Bajuri

( Isk )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun