Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Mentari dan Hujan

22 Maret 2023   10:35 Diperbarui: 22 Maret 2023   10:41 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letihnya tak senyap atau hilang

Hanya tetesan air yang berani datang

Rintikkan terus airnya semalam

Dari asal di mana berasal

Aku teduh bersama hatiku

Gemericik air tak bosan kudengar

Pagi ini kuterbelalak

Awan putih sedikit menyeruak 

Di antara hamparan luasnya si langit biru

Ahh,....ke mana  sang hujan 

Nanti dulu, biarkan kehangatan ini manjakan tubuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun