"Tenang, semua adalah demi perubahan" Kata seorang politisi di koran yang bang Nasir baca. Handuk kecilpun diseka ke leher samping bang Nasir. Kata-kata itu rasanya bersahabat sekali sekalipun nyatanya bang Nasir sudah berjualan puluhan tahun dan hanya cukup buat bertahan hidup. Lantas perubahannya dimana?Â
Bang Nasir beberapa kali ekpansi usaha kalau boleh meminjam istilah kerennya. Ekspansi disini maksudnya pindah-pindah bidang usaha dari mulai tukang ojek pangkalan, petugas keamanan di kampung tempat tinggalnya, kuli pasar sampai menjadi pedagang pasar malam. Sempat terpikir oleh bang Nasir inilah mungkin yang dimaksud politik membawa perubahan.Â
Bagi bang Nasir pertikaian mengenai salah dan benar buatnya tak manfaat sama sekali. Baginya bagaimana bisa bawa pulang uang setiap hari untuk makan dan kebutuhan atau bisa jadi kurang makan guna modal belanja dagangan untuk esok lagi.Â
Harapan bang Nasir jika ada tahun politik tentunya ada tahun makan-makannya untuk rakyat seperti bang Nasir. Bang Nasir kini tak seperti takut lagi dengan koronce ehhh corona. "Seharusnya bang Nasir waspada dan hindari kerumunan agar terjaga kesehatannya" Kata kawan bang Nasir yang mantan teman sekolah SD yang kini jadi seorang karyawan.
Sontak bang Nasir menjawab "Apapun itu jika menyangkut urusan dapur dan kebutuhan keluarga saya mesti tetap berangkat sebab mana ada pedagang seperti saya bisa seperti karyawan yang kerja di rumah alias WFH" Balas bang Nasir. Bang Nasir balik bertanya "Ini kapan selesainya tarik-menarik urat saling sebut salah dan benar kan pemilu 2024 juga masih lama" Tanya bang Nasir kepada temannya itu yang akhirnya terdiam.Â
Rakyat seperti bang Nasir tak banyak meminta kepada para tuan-tuan di sana. Beri kepastian ekonomi dan bisa menjaga perut yang kini mulai tidak stabil terisi. Tak perlu lagi ada atraksi yang bisa mengalihkan perhatian perut yang mulai kosong.Â
(Isk)