Tak habis hingga sekarang efek pernyataan yang menyita energi hingga tak ada lagi batas sarkas dan publik terus terlibat tanpa rem lagi. Entah bagaimana lagi hal yang besar dan butuh solusi secepatnya bisa terabaikan karena hal seperti itu.Â
Ekonomi masih resesi, pandemi Covid 19 belum berakhir, polemik UU Omnibus Law dan lain-lainnya sangat butuh perhatian ekstra. Apa iya perseteruan dua pernyataan memang ada yang diuntungkan? Jika iya siapa?Â
Tapi bisa juga iya, sebab tidak ada yang tidak mungkin dalam mengambil keuntungan bahkan kalau bisa dibuat lebih keruh lagi hingga semua pandangan jadi buram dan samar akan kondisi yang sesungguhnya terjadi.Â
Keluar konteks sedikit dari perseteruan NM dan Ustadz Maheer mengenai kata 'lonte'. Jika merujuk ke KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata lonte sendiri berarti perempuan jalang; wanita tunasusila; pelacur; sundal.Â
Kasar memang maknanya dan itu jadi pilhan kata membalas di salah satu pernyataan hingga terlihat di publik. Bukan tidak mungkin anak-anak yang belum mengerti kata lonte akan mencari artinya karena penasaran.Â
Kata lonte tak hanya kali ini terdengar dan mungkin juga ada yang pernah mendengar dalam pergaulan sehari-hari. Iwan Fals bahkan mengemas kata lonte menjadi suatu karya seni dalam alunan lagu yang indah dan bercerita betapa orang yang disebut lonte memiliki jiwa yang sama dengan manusia lainnya.
Kutipan potongan lirik lagu lonteku (Iwan Fals)Â
Lonteku, Terima kasihÂ
Atas pertolonganmu di malam itu
lonteku, dekat padakuÂ
mari kita lanjutkanÂ