Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk, Kita Rayakan Idul Fitri "New Normal" 2020/1441 H

23 Mei 2020   16:33 Diperbarui: 23 Mei 2020   16:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Face shield (pelindung wajah) bisa jadi akan jadi pemandangan biasa saat Idul fitri bahkan kedepannya sampai pandemi berlalu. Jika ada yang kenakan face shield anggap biasa saja karena itu masuk bagian " new normal" sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona. Apalagi sudah pakai face shield ditambah lagi masker ya pasti jadi tambah unik lagi karena baru berjalan proses new normal.

Mari kita hargai upaya kerja keras para dokter dan tenaga medis yang sebenarnya lelah dan bisa dibilang putus asa atas kelemahan daya bendung pemerintah dalam mencegah potensi sebaran covid 19

Upaya sudah dilakukan masyarakat guna meredam laju kenaikan pasien positif corona. Ada hal yang terus membuat polemik terbangun dan jangan sampai muncul kebingungan. Seperti Mudik tidak boleh transportasi boleh, Bandara dibuka walau dengan aturan ketat namun tayangan rekaman membludaknya bandara jelas membuat rasa khawatir. Pasar dan pusat perbelanjaan masih belum tegas penerapannya hal ini tentunya jadi sajian atau tontonan yang timbulkan efek samping atau perlawanan ingin bebas juga dari kekangan situasi. Jika hanya untuk kebutuhan logistik tentunya jadi prioritas melayani masyarakat untuk tetap buka.

Kondisi masih labilnya penerapan ketegasan aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) jadi tontonan masyarakat. Lantas yang disebut "Besar" itu apanya ? Kita juga mendengar dan melihat akibat ketidak tegasan menjalankan aturan menimbulkan friksi atau perbedaan pemahaman dalam menentukan tempat sholat Idul Fitri.

Ada lagi tentang berkumpulnya masyarakat dalam seremoni perpisahan sebuah brand fast food ternama di Jakarta ditambah berkumpulnya pejabat tinggi dalam satu konser donasi. Hal ini seharusnya tidak ada jika secara tegas dijalankan dengan konsekuensinya tanpa pandang bulu agar masyarakat merasa semua setara perlakuannya.

Mari kita hargai upaya kerja keras para dokter dan tenaga medis yang sebenarnya lelah dan bisa dibilang putus asa atas kelemahan daya bendung pemerintah dalam mencegah potensi sebaran covid 19. Kata #IndonesiaTerserah seharusnya menjadi perhatian semua pihak dalam menghargai upaya kerja keras mereka (dokter dan tenaga medis).

Semoga dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H yang jatuh besok 24 Mei 2020 menjadi pendorong spiritual dan semangat agar bangsa kita segera keluar dari masa-masa berat seperti saat ini. Saya pribadi akan jalankan perayaan tersebut dengan cara new normal melalui Sholat Ied di rumah.  Saya sendiripun masih aneh karena ini di luar kebiasaan. Ya inilah yang disebut baru tapi dianggap normal sekalipun tak bersalaman tapi cuci tangan terus. Apalagi saat Hari Raya ya pasti cuci tangan terus dikarenakan terus makan bukan cuma terapkan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat). Tetap semangat dan jangan mudik dulu ya para sahabat. (Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun