Biasanya di awal perayaan Idul Fitri malamnya sudah direncanakan akan sholat di mana. Berangkatlah pagi harinya baik pribadi maupun rombongan keluarga menuju tempat sholat Id yang dituju. Entah lapangan terbuka, jalan raya dan Masjid di lingkungan atau di Masjid Raya setiap propinsi.
Perayaan Idul Fitri bisa menjadi tonggak atas kehidupan new normal. Ada banyak hal yang berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya saat perayaan Iedul Fitri. Semua merasakan perubahan dan penyesuain yang memang sangat terasa frontal.
Beradaptasi dalam situasi pandemi dengan cara mejadikan perilaku hidup bersih sebagai kebiasaan sesuai protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya di awal perayaan Idul Fitri malamnya sudah direncanakan akan sholat di mana. Berangkatlah pagi harinya baik pribadi maupun rombongan keluarga menuju tempat sholat Id yang dituju. Entah lapangan terbuka, jalan raya dan Masjid di lingkungan atau di Masjid Raya setiap propinsi.
Rasanya terbayang sepanjang jalan semua berkhidmat dengan takbir yang terus menggema hingga dimulainya sholat Ied. Khusyuk dalam keramaian semua terasa indah dan membangun semangat spiritual. Khatib ( penceramah) pun berdiri gagah di podium ceramah dengan "sound "yang sungguh tegas dan jelas terdengar. Sedih jika mengingat hal itu tak bisa lagi dilakukan karena hari yang ceria itu momen indah dan syahdu bagi keluarga. Namun kembali perayaan Idul Fitri tetap memiliki semarak di dalam hati.
Era "New Normal" sekali lagi bukan bablas kembali normal seperti sebelumnya
Berada di zona merah Jakarta Timur tentunya membutuhkan pengertian dan pengorbanan yang sangat besar. Anjuran Pemerintah Pusat dan Pemerintah juga seharusnya selaras agar konsistensi tetap terjaga dan kepercayaan masyarakat tumbuh.
Era "New Normal" sekali lagi bukan bablas kembali normal seperti sebelumnya. New Normal disini adalah menerapkan pola hidup baru dengan mengikuti standar yang ditentukan. Masyarakat diharapkan beradaptasi dalam situasi pandemi dengan cara menjadikan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai kebiasaan sesuai protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Idul Fitri secara alami jadi perayaan yang masuk era new normal. Maka jangan aneh atau bingung jika lihat sesama lelaki kok tidak mau salaman begitu juga yang perempuan tapi hanya salam tak bersentuhan dari jarak tertentu. Disinilah peran ulama dan ustadz memberikan dukungan dan edukasi dalam kaidah agama agar umat tetap terjaga kesehatan dan persatuannya.
Ada yang pakai Face shield dalam perayaan, Aneh ?
Face shield (pelindung wajah) bisa jadi akan jadi pemandangan biasa saat Idul fitri bahkan kedepannya sampai pandemi berlalu. Jika ada yang kenakan face shield anggap biasa saja karena itu masuk bagian " new normal" sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona. Apalagi sudah pakai face shield ditambah lagi masker ya pasti jadi tambah unik lagi karena baru berjalan proses new normal.
Mari kita hargai upaya kerja keras para dokter dan tenaga medis yang sebenarnya lelah dan bisa dibilang putus asa atas kelemahan daya bendung pemerintah dalam mencegah potensi sebaran covid 19
Upaya sudah dilakukan masyarakat guna meredam laju kenaikan pasien positif corona. Ada hal yang terus membuat polemik terbangun dan jangan sampai muncul kebingungan. Seperti Mudik tidak boleh transportasi boleh, Bandara dibuka walau dengan aturan ketat namun tayangan rekaman membludaknya bandara jelas membuat rasa khawatir. Pasar dan pusat perbelanjaan masih belum tegas penerapannya hal ini tentunya jadi sajian atau tontonan yang timbulkan efek samping atau perlawanan ingin bebas juga dari kekangan situasi. Jika hanya untuk kebutuhan logistik tentunya jadi prioritas melayani masyarakat untuk tetap buka.
Kondisi masih labilnya penerapan ketegasan aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) jadi tontonan masyarakat. Lantas yang disebut "Besar" itu apanya ? Kita juga mendengar dan melihat akibat ketidak tegasan menjalankan aturan menimbulkan friksi atau perbedaan pemahaman dalam menentukan tempat sholat Idul Fitri.
Ada lagi tentang berkumpulnya masyarakat dalam seremoni perpisahan sebuah brand fast food ternama di Jakarta ditambah berkumpulnya pejabat tinggi dalam satu konser donasi. Hal ini seharusnya tidak ada jika secara tegas dijalankan dengan konsekuensinya tanpa pandang bulu agar masyarakat merasa semua setara perlakuannya.
Mari kita hargai upaya kerja keras para dokter dan tenaga medis yang sebenarnya lelah dan bisa dibilang putus asa atas kelemahan daya bendung pemerintah dalam mencegah potensi sebaran covid 19. Kata #IndonesiaTerserah seharusnya menjadi perhatian semua pihak dalam menghargai upaya kerja keras mereka (dokter dan tenaga medis).
Semoga dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H yang jatuh besok 24 Mei 2020 menjadi pendorong spiritual dan semangat agar bangsa kita segera keluar dari masa-masa berat seperti saat ini. Saya pribadi akan jalankan perayaan tersebut dengan cara new normal melalui Sholat Ied di rumah. Â Saya sendiripun masih aneh karena ini di luar kebiasaan. Ya inilah yang disebut baru tapi dianggap normal sekalipun tak bersalaman tapi cuci tangan terus. Apalagi saat Hari Raya ya pasti cuci tangan terus dikarenakan terus makan bukan cuma terapkan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat). Tetap semangat dan jangan mudik dulu ya para sahabat. (Isk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H