Perjalanan Prussia tidak berhenti disana. Puncaknya adalah 1870-1871 yang merupakan tahun bersejarah berdirinya kekaisaran baru yang menyatukan sebagian besar negara kepangeranan kecil yang beretnis Jerman. Prestasi ini menjadi hasil jerih payah arsiteknya sang kanselir Otto von Bismark yang lalu membawa negara baru ini menjadi raksasa baru yang membuat kawatir para "pemain-pemain lama" semacam Perancis dan Inggris.
Tulisan ini bukanlah artikel sejarah mengenai Prussia yang pastinya sudah cukup banyak dimuat pada media massa. Sebenarnya banyak pelajaran yang bisa diambil dari Prussia yang meskipun tertatih-tatih menapaki perjalanannya dari negara mungil dan lemah yang sering menjadi "makanan" negara besar hingga dengan gemilang berhasil menjadi kekaisaran paling berpengaruh pada akhir abad 19. Â
Jika dibandingkan dengan Israel atau Singapura misalnya yang juga negara kecil tapi survive berdiri ditengah-tengah negara-negara besar. Prussia bisa jadi lebih hebat karena mereka menjadi negara yang bertumbuh dari kecil ke raksasa, sedangkan kedua negara diatas "hanya" berhasil bertahan saja belum sampai memperbesar ukurannya menjadi raksasa.
Prussia sendiri didirikan dilahan yang miskin sumber daya alam, tapi sepertinya sudah menjadi takdir kalau negara semacam itu kemungkinan besar akan dianugerahkan kompetensi sumber daya manusianya yang cenderung lebih baik daripada negara-negara yang dari awal sudah kaya hasil buminya. Dari situ sudah selayaknya bagi kita yang tinggal di Indonesia untuk tidak berhenti hanya berbangga diri bahwa Indonesia adalah negeri yang berlimpah akan kekayaan alamnya, seperti pepatah gemah ripah loh jinawi. Karena jika hanya berhenti disitu maka negara seperti itu justru akan menjadi incaran dan dieksploitasi oleh negara lain yang lebih kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H