Mohon tunggu...
Adi Dibyo
Adi Dibyo Mohon Tunggu... Guru - Guru BK SDI Makarima Kartasura dan Konsultan inklusi

Suka dengan yang namanya Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahasa Reseptif Vs Bahasa Ekspresif, Apa Perbedaannya?

25 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   08:43 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterampilan bahasa ekspresif melibatkan pembuatan dan pengekspresian pikiran, ide, emosi, dan kebutuhan melalui bahasa lisan atau tulisan. Hal ini termasuk merumuskan kalimat, memilih kata-kata yang tepat melalui pengetahuan tentang kosakata dan pencarian kata, serta menggunakan tata bahasa dan sintaksis secara efektif untuk menyampaikan makna. Kemampuan bahasa ekspresif yang kuat memungkinkan individu untuk berkomunikasi secara efektif, terlibat dalam percakapan, berbagi pengalaman, dan mengekspresikan diri secara kreatif.

Apa Dampak dari Kesulitan Bahasa Reseptif dan Ekspresif?

Kesulitan bahasa reseptif dan ekspresif dapat berdampak besar pada individu, yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka.

Akibat dari Kesulitan Bahasa Reseptif

Keterlambatan bahasa reseptif dapat menimbulkan permasalahan yang signifikan dalam memahami dan memproses informasi. Individu dengan kesulitan ini mungkin kesulitan untuk sepenuhnya memahami bahasa lisan atau tulisan, sehingga menimbulkan masalah dalam mengikuti instruksi, memahami konten akademis atau pekerjaan, dan berinteraksi secara efektif dalam situasi sosial. Kesalahpahaman dan salah tafsir dapat muncul, sehingga menyulitkan mereka untuk berinteraksi dengan baik dalam percakapan atau lingkungan pendidikan karena kesulitan memahami bahasa.

Akibat dari Kesulitan Bahasa Ekspresif

Di sisi lain, kesulitan bahasa ekspresif dapat menimbulkan hambatan dalam mengekspresikan pikiran dan ide. Individu yang mengalami kesulitan bahasa ekspresif mungkin akan kesulitan untuk mengartikulasikan pikiran, emosi, dan kebutuhan mereka secara efektif. Hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan perasaan disalahpahami atau tidak didengar, yang berdampak pada ungkapan diri mereka secara utuh dan kemampuan untuk mengkomunikasikan maksud mereka.

Kesimpulannya

Memahami perbedaan antara bahasa reseptif dan ekspresif sangat penting untuk membina komunikasi yang efektif. Bahasa reseptif melibatkan pemahaman dan penafsiran bahasa lisan atau tulisan, sedangkan bahasa ekspresif berpusat pada kemampuan anak untuk menyampaikan pikiran dan ide melalui ucapan atau tulisan. Kedua keterampilan ini sangat penting, karena perkembangan bahasa yang kuat memberdayakan anak-anak untuk menavigasi interaksi sosial, unggul secara akademis, dan mengekspresikan diri mereka dengan percaya diri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun