Selalu memainkan peran korban menciptakan lingkaran simpati dan perhatian dari orang sekitar. Melalui taktik ini, manipulator mendapatkan perhatian khusus, sementara orang lain dibebani rasa bersalah yang mungkin tidak perlu
Hadiah dengan Niat Tersembunyi
Hadiah bisa menjadi jerat halus. Di balik pemberian yang tampak murah hati, ada ekspektasi imbalan di masa depan, membebani penerima dengan rasa terpaksa untuk membalas.
Manipulasi Emosi di Media Sosial
Unggahan emosional atau kisah sedih bisa memancing dukungan dan simpati yang instan. Disini, media sosial menjadi lahan manipulasi yang sering kali menyentuh sisi empati orang lain untuk tujuan terselubung
Fear Mongering dalam Iklan
Iklan yang mengandalkan ketakutan menanamkan rasa cemas, mendorong orang membeli produk demi ketenangan. Kegelisahan akan kehilangan atau bahaya dimanfaatkan untuk meransang tindakan cepat.
Negging dalam Cinta
Negging adalah pujian yang terselip hinaan, mengkikis harga diri secara halus agar korban merasa perlu mencari pengakuan. Kalimat seperti "Baju itu bagus, tapi kamu terlihat lebih baik dengan yang lain" adalah upaya merendahkan yang disamarkan sebagai saran.
Scarcity Mindset di Kantor
Pemimpin yang menciptakan ilusi kekurangan membuat karyawan berjuang lebih keras, saling bersaing, sering kali tanpa peduli pada keseimbangan hidup mereka. Disini , ketakutan akan kehilangan pekerjaan atau posisi digunakan untuk mengendalikan.