Mohon tunggu...
Adi Dibyo
Adi Dibyo Mohon Tunggu... Guru BK SDI Makarima Kartasura dan Konsultan inklusi

Suka dengan yang namanya Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenali Dark Pscychology dalam Kehidupan Sehari-Hari

8 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   09:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://andrewggibson.com/2024/05/18/introduction-to-dark-psychology/

Dibalik wajah-wajah ramah dan senyum yang terlihat tulus, ada seni halus yang, sering kali tanpa kita sadari, membentuk alur kehidupan sosial: permainan psikologis yang tak kasat mata namun meresap ke dalam pola pikir kita.

Fenomena ini, yang beberapa orang disebut "Dark Psychology", menjadi jembatan antara kesadaran manusia dan naluri tersembunyi untuk bertahan, mengendalikan, bahkan mendominasi.

Melihat ke Dalam: Apa itu Dark Psychology?

Pada hakikatnya, dark psychology mempelajari prilaku manusia yang secara sengaja diarahkan untuk mencapai tujuan melalui teknik manipulasi, penipuan, dan kontrol. Beberapa bentuk teknik dalam dark psychology termasuk gaslighting, manipulasi emosional, dan pencucian otak, yang tidak hanya memengaruhi pikiran korban tetapi juga menanamkan perasaan rendah diri, ketidakpastian, dan bahkan ketakutan.

Hal ini menggugah pertanyaan filosofis yang mendalam, jika kita mampu mengendalikan pikiran orang lain, sejauh mana batas etika dan moral yang harus ditegakkan?

Refleksi Filosofis: Pandangan Nietzsche dan CarlJung

Filosofi seperti Nietzsche dan psikolog seperti Jung telah memperingatkan bahwa ketakutan terdalam dan hasrat manusia sering kali dimanipulasi oleh orang lain, terkadang tanpa disadari oleh keduanya. Nietzsche dalam Beyond Good and Evil menggambarkan bahwa kehendak untuk berkuasa ada dibalik banyak tindakan manusia, yang tersembunyi dalam cara kita berinteraksi. Jung, di sisi lain, berbicara tentang "bayangan" bagian dari diri kita yang tidak kita akui, namun tetap memainkan peran besar dalam cara kita memandang dan mempengaruhi orang lain.

"Makhluk hidup terutama berusaha untuk menyalurkan kekuatannya, hidup itu sendiri adalah keinginan untuk berkuasa..." Nietzsche, Beyond Good and Evil.

Dark Psychology dalam kehidupan Sehari-hari

Gaslighting dalam Hubungan Pribadi

Gaslighting adalah seni halus memelintir realitas hingga korban meragukan ingatan, persepsi, bahkan kewarasan mereka. Frasa seperti "itu cuma pikiranmu saja" mengikis keyakinan korban akan kebenaran yang mereka alami.

Silent Treatment di Tempat Kerja

Saat rekan kerja atau atasan mendiamkan seseorang tanpa penjelasan, efeknya membuat korban merasa bersalah atau tidak diinginkan. Diam ini adalah bentuk penindasan psikologis yang diam-diam merusak harga diri.

Playing Victim

Selalu memainkan peran korban menciptakan lingkaran simpati dan perhatian dari orang sekitar. Melalui taktik ini, manipulator mendapatkan perhatian khusus, sementara orang lain dibebani rasa bersalah yang mungkin tidak perlu

Hadiah dengan Niat Tersembunyi

Hadiah bisa menjadi jerat halus. Di balik pemberian yang tampak murah hati, ada ekspektasi imbalan di masa depan, membebani penerima dengan rasa terpaksa untuk membalas.

Manipulasi Emosi di Media Sosial

Unggahan emosional atau kisah sedih bisa memancing dukungan dan simpati yang instan. Disini, media sosial menjadi lahan manipulasi yang sering kali menyentuh sisi empati orang lain untuk tujuan terselubung

Fear Mongering dalam Iklan

Iklan yang mengandalkan ketakutan menanamkan rasa cemas, mendorong orang membeli produk demi ketenangan. Kegelisahan akan kehilangan atau bahaya dimanfaatkan untuk meransang tindakan cepat.

Negging dalam Cinta

Negging adalah pujian yang terselip hinaan, mengkikis harga diri secara halus agar korban merasa perlu mencari pengakuan. Kalimat seperti "Baju itu bagus, tapi kamu terlihat lebih baik dengan yang lain" adalah upaya merendahkan yang disamarkan sebagai saran.

Scarcity Mindset di Kantor

Pemimpin yang menciptakan ilusi kekurangan membuat karyawan berjuang lebih keras, saling bersaing, sering kali tanpa peduli pada keseimbangan hidup mereka. Disini , ketakutan akan kehilangan pekerjaan atau posisi digunakan untuk mengendalikan.

Power Play dengan Mengumbar Kelemahan

Menyoroti kelemahan orang lain di ruang publik adalah cara licik untuk merendahkan, membuat sang manipulator terlihat lebih kuat atau lebih kompeten.

Tekanan Ikut Tren dalam Kelompok Sosial

"Tekanan untuk "ikut arus" melalui pernyataan seperti "Semua setuju dengan ini" mengekang kebebasan pendapat. Disini, ketakutan akan pengucilan memaksa orang untuk menyesuaikan diri demi diterima.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun