Karakter David dan Dilla disini juga membingungkan, pada saat  cerita itu tersebar tentunya mereka berdua mengalami kerugian saat cerita itu tersebar.Â
David menjadi tidak fokus dan menjadi pusat perhatian, sedangkan Dilla dituduh yang menulis cerita tersebut. Keduanya bahkan sempat marah kepada Laras dan terasa dengan mudahnya hal itu terlewat saja dengan segala dampak yang diterima oleh David dan Dilla.Â
Cerita justru malah tiba tiba berfokus kepada cinta segitiga antara Laras, David, dan Dilla yang sebenarnya tidak terlalu berhubungan dengan masalah tulisan tersebut. Akting dari beberapa karakter pendukung seperti teman teman sekolah Laras yang sangat terasa tidak Natural dan dibuat buat.Â
Kesimpulannya Film Dear David sebenarnya menunjukan cerita yang menarik dan jarang ditunjukan di film Indonesia. Selain itu produksi dan sinematografi dalam film ini memiliki kualitas yang sangat baik.Â
Sayangnya eksekusi cerita yang kurang baik dengan beberapa adegan yang bisa dikatakan aneh. Selain itu karakter David dan Dilla terkesan tanggung yang awalnya marah kepada Laras langsung dapat berubah dalam sekejap.Â
Selain itu menurut saya film tentunya tidak harus mendidik. Tentunya beberapa pendapat di atas adalah pendapat pribadi dan kalian boleh setuju atau tidak. Bagaimana pendapat kalian tuliskan di kolom komentar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H