Pride & Prejudice adalah sebuah film yang dirilis pada tahun 2005 dan diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Jane Austen. Film ini dibintangi oleh Keira Knightley, Rosamund Pike, Matthew Macfadyen, dan lain lain. Film Pride & Prejudice memiliki latar waktu sekitar pada akhir abad ke-18 dimana kelas sosial masih merupakan suatu hal yang penting di zaman tersebut.Â
Fokus cerita pada film tersebut adalah mengenai sebuah keluarga Bennet yang didalamnya terdapat banyak anak perempuan yang dipaksa oleh ibunya untuk menikah dengan orang orang dari kelas sosial yang tinggi.Â
Diceritakan bahwa seorang perempuan bernama Jane dijodohkan oleh seorang yang kaya yang bernama Mr.Bingley di sebuah pesta. Sedangkan anak perempuan dari keluarga Bennet bernama Elizabeth yang lain bertemu dengan Mr. Darcy yang berasal dari keluarga bangsawan atau terpandang.Â
Saat pertemuan pertama Elizabeth dengan Darcy, timbul rasa benci di dalam diri Elizabeth karena sifat Darcy yang sombong dan tidak ramah. Namun seiiring berjalannya waktu justru rasa cinta timbul di dalam diri Darcy kepada Elizabeth. Sayangnya kisah cinta yang terjadi di antara anak perempuan keluarga bennet dengan pria yang memiliki status sosial yang lebih tinggi berhadapan dengan konflik yang ada. Cerita selengkapnya bisa kalian saksikan di layanan streaming Netflix.
Setelah menonton Pride & Prejudice seperti film drama romantis lainnya kekuatan dari dialog yang terjadi di dalam film haruslah kuat. Hal itu berhasil ditunjukan di film ini, dialog yang ditampilkan sangat sederhana sehingga dapat membuat penonton menjadi lebih mudah untuk memahami.Â
Selain itu Karakter dalam film Pride & Prejudice juga sangat membantu untuk membuat film ini menjadi lebih menarik. Terdapat perbedaan di setiap karakter yang ada di film tersebut sehingga menjadi lebih berwarna. Contohnya adalah karakter Jane dan Elizabeth, kedua karakter kakak beradik tersebut memiliki sifat yang berbeda.Â
Jane dengan sifat lemah lembut, elegan, dan lebih pendiam jika dibandingan dengan adiknya yaitu Elizabeth yang cenderung lebih banyak berbicara, ceria, dan bisa dikatakan cerdas dalam beropini.Â
Karakter tokoh yang berlawanan di dalam sebuah film tentunya dapat membuat film berasa menjadi lebih hidup. Scoring atau musik instrumen klasik juga membuat kesan abad ke-18 menjadi lebih terasa dan memberikan efek yang menenangkan.Â
Kesan ending yang diberikan di dalam film ini bisa dikatakan sangat pas dan tepat untuk mengakhiri semuannya. Hal tersebut disebabkan karena pilihan happy ending merupakan sesuatu yang tepat setelah semua konflik yang dialami.Â
Sayangnya grafik alur cerita di dalam film ini memberikan kesan yang biasa saja. Sepanjang film alur cerita yang ditayangkan lebih cenderng menjadi datar.Â
Hal itu membuat beberapa adegan di pertengahan film berasa menjadi membosankan. Mungkin hal tersebut disebabkan karena kurang adanya penekanan terhadap konflik utama, sehingga konflik dianggap menjadi sebuah permasalahan kecil yang tidak terlalu berpengaruh.Â
Kurangnya sudut pandang dari karakter Darcy juga menjadi kelemahan dari film ini. Sepanjang film penonton akan diajak untuk lebih berfokus kepada sudut pandang dari Elizabeth terhadap konflik yang ia alami. Jika sudut pandang dari Darcy lebih diperbanyak, orang yang menonton akan bisa lebih merasakan atau bersimpati kepada kedua tokoh tersebut.Â
Kesimpulannya film Pride & Prejudice bagus dan bisa sekali untuk ditonton bagi orang yang menyukai film dengan genre drama atau romance. Kalian akan merasakan bahwa cinta anata dua orang dapat mengalahkan batasan yang ada di dalam hubungan merekaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H