Berjalannya kurikulum merdeka sebenarnya membuat banyak guru kelabakan. Bagaimana tidak? Bentuk perubahan dari kurikulum COVID-19 ini sangat jauh dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dan lagi, pemberlakuannya juga diberitakan cukup mendadak.
Mayoritas guru senior bahkan tidak mengerti bagaimana maksud dari kurikulum merdeka itu.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik (https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mengenal-tiga-keunggulan-kurikulum-merdeka/)
Pada kurikulum sebelumnya, guru berperan dalam penentuan materi lalu siswa mencari informasi tentang materi tersebut secara mandiri. Dalam kurikulum merdeka, siswa pun dapat memilih apa yang ingin mereka pelajari dan lakukan. Tentunya, fungsi guru di sini bukan hanya sebagai mediator siswa saja. Namun, sebagai pembimbing dalam pemberian materi yang diinginkan siswa itu sendiri. Semisal contoh dari anak TK (Taman Kanak-Kanak) yang dulu masih diberlakukan kegiatan baca, tulis, hitung. Kini mulai dikurangi dan diganti dengan permainan yang mengasah kemampuan berpikir. Guru harus memberikan opsi terkait permainan-permainan tersebut, sehingga anak diposisikan sebagai pemilih dalam penentuan pembelajaran.
Lain halnya dengan TK, siswa SD juga diberi pilihan dengan cara yang berbeda. Mata pelajaran Bahasa Inggris yang dulu adalah pelajaran wajib, pada kurikulum merdeka dimasukkan dalam mata pelajaran pilihan. Tergantung dari kesiapan sekolah saja. Di ranah SMP, Mata Pelajaran yang dulu ditiadakan yaitu TIK (Teknik Informatika), kini dihadirkan kembali. Hal ini terbilang positif, agar anak muda lebih melek akan Teknologi. Pada tingkat SMA, penjurusan sama seperti sebelumnya. Baru bisa dipilih di kelas 11. Untuk umum, mata pelajaran Seni Budaya yang dulu hanya ada satu/dua pokok ajaran. Kini dibagi menjadi 5. Siswa SD/SMP/SMA dapat memilih bidang Seni yang mereka minta. Pilihan itu meliputi Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater dan Prakarya.
Berdasarkan perubahan dalam banyak aspek ini, para guru sekaligus sekolah harus pintar memutar otak. Opsi menambah tenaga pengajar menjadi salah satunya. Meskipun juga menjadi ancaman bagi calon guru lain seperti guru Bahasa Inggris di SD. Opsi ini juga menyangkut perekrutan tenaga pengajar bidang TIK dan guru-guru khusus Seni yang diajarkan. Sebab, tidak semua Guru Seni yang mereka punya mampu merangkap semua posisi. Banyak dari mereka hanya expert dalam satu bidang saja. Untuk bidang seni lain, bahkan bisa ditingkat tidak tahu apa-apa.
Hebatnya, apabila kita mempraktekkan kurikulum ini. Beberapa keunggulan yang tidak terpenuhi pada kurikulum sepenuhnya, dapat terpenuhi. Keunggulan-keunggulan ini membantu meringankan beban siswa dalam pemahaman materi. Setidaknya, terdapat tiga keunggulan kurikulum merdeka belajar dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Keunggulan yang erat kaitannya dengan motivasi. Keunggulan-keunggulan tersebut yaitu,
A. Terfokus dan Mudah
Banyaknya opsi dari berbagai mata pelajaran, memudahkan para guru untuk menyeleksi minat dan bakat siswa. Tanpa perlu repot, dengan pilihannya sendiri, siswa diharapkan mampu dan lebih memahami materi yang dia pilih. Karena itu adalah pilihan siswa. Pastilah hal tersebut sesuai dengan minat mereka. Pembelajaran dapat berlangsung lebih mudah, sebab adanya motivasi yang didorong sendiri oleh minat mereka.
Berkorelasi pada kemudahan tersebut, pembelajaran pun bisa lebih terfokus. Sehingga siswa tidak dihadapkan pada kebimbangan dalam mempelajari materi yang ingin dia pelajari. Seperti mata pelajaran Seni Budaya yang terbagi dalam 5 peminatan yang berbeda. Seni Musik, Seni Rupa, Seni Tari, Seni Teater dan Prakarya. Pemfokusan peminatan ini bagus bagi siswa, sebab siswa pasti memiliki kecondongan pada kesenian yang dia minati.Â
B. Bebas Bereskpresi
Kebebasan adalah inti dari pelaksanaan kurikulum merdeka belajar ini. Makna merdeka merupakan kebebasan bergerak tanpa adanya tuntutan dan pengekangan dari pihak lainnya. Dalam lingkup pembelajaran, merdeka sendiri saat dimana guru dan murid mampu berkreasi dengan bebas. Bebas mengembangkan apa yang kurang dari diri mereka. Bebas pula menerapkan dan memilih apa yang cocok dengan keinginan mereka.